Tuhan itu jaminan hidup yang bisa diandalkan, sebagai
penolong dalam kesesakan sangat terbukti. Apapun yang dari tuhan pasti akan
baik bagi siapa pun yang mengasihi dia dan hidup sesuai dengan kehendak-nya.
Tetapi ternyata dalam hal jodoh atau pasangan hidup –
banyak hal yang membuat orang meragukan rencana tuhan yang baik dan sempurna.
Pertanyaan untuk yang belum menikah adalah: di manakah
jodohku? Dan kalau muncul beberapa orang untuk dipilih – maka pertanyaan
berikutnya adalah: yang mana jodoh dari tuhan?
Pertanyaan untuk yang sudah menikah adalah: apakah
ini benar-benar jodoh yang daripada-mu? Bahkan ketika tiba di titik perbedaan
yang tajam maka pertanyaannya menjadi: tuhan mengapa jodoh daripada-mu begitu
buruk? Ketika orang tidak mengerti kehendak tuhan dan terjebak pada
pengertiannya yang salah maka tuhan pun dipersalahkan.
Apakah ada jodoh yang dari tuhan? Jawabannya adalah ada!
Tuhan menyiapkan pasangan yang sepadan bagi anak-anak-nya karena dia bapa yang
baik.
Bagaimana caranya untuk mendapatkannya?
Mari kita lihat contoh-contoh pernikahan yang dibentuk tuhan dalam alkitab.
Awal mulanya diciptakan hanya satu adam dan satu hawa, satu laki-laki dan satu
perempuan – tidak ada pilihan yang lain. Dan mereka pun disatukan tuhan dalam
pernikahan.
Contoh berikutnya adalah pernikahan abram dengan sarai –
mereka adalah saudara se-ayah lain ibu. Abram dan sarai adalah jodoh dari tuhan
melalui pernikahan keluarga. Lalu perhatikan pernikahan ishak dan ribkah.
Eliezer, hamba abraham, mencarikan jodoh untuk ishak, anak tuannya. Singkat
cerita ishak dan ribkah pun dijodohkan dan mereka bersedia. Ishak dan ribkah
adalah jodoh dari tuhan dengan cara dicari dan dijodohkan.
Contoh berikutnya adalah yakub. Yakub awalnya tertarik
kepada rachel, tetapi kemudian dia mendapatkan lea dan rachel, juga kedua
hambanya. Apakah mereka berempat jodoh dari tuhan untuk yakub? Pasti tidak.
Tuhan tidak merencanakan poligami. Yakublah yang menuruti kebiasaan perkawinan
bangsa kanaan dengan menerima wanita lain yang awalnya tidak dicintainya. Lihatlah
point bagaimana yakub mendapatkan jodohnya. Rachel didapat yakub dengan cara memilihnya.
Jadi kalau dilihat cara-cara di atas , jodoh dari tuhan
itu bisa didapat seperti adam dan hawa – sudah disiapkan sebelumnya oleh tuhan
; atau bisa dijodohkan oleh keluarganya, dijodohkan dengan perantara atau
mencarinya sendiri secara alami seperti yakub.
Lalu jaman sekarang ini bagaimana saya mendapatkan jodoh?
Kalau saudara bersedia dijodohkan oleh keluargamu dan engkau tidak keberatan,
maka engkau sudah menemukan jodohmu. Kalau engkau mencari sendiri yang seiman,
sepola pikir, setujuan, sepakat dan mendapatkan restu dari orang tuamu, maka
engkau sudah mendapatkan jodohmu. Kalau engkau mau secara rohani mendapatkan
jodoh yang dari tuhan maka engkau mesti memperhatikan poin-poin berikut ini
dengan seksama supaya tidak menyesal kemudian.
Sebenarnya apakah jodoh dari
tuhan itu?
Jodoh dari tuhan itu adalah jodoh yang sesuai dengan
kehendak tuhan. Di mana laki-laki dan perempuan mengetahui kehendak tuhan dalam
hidupnya masing-masing dan kehendak tuhan dalam pernikahan mereka kelak.
Jodoh dari tuhan adalah untuk kepentingan tuhan. Mereka
yang mengatakan mendapatkan jodoh dari tuhan semestinya mengerti apa tujuan
tuhan dalam pernikahan mereka.
Tujuan tuhan atas penikahan adalah diciptakan segambar dan serupa dengan tuhan
untuk disatukan, memiliki keturunan illahi, bersatu untuk berkuasa dan menjadi
berkat bagi orang lain.
Kalau saya mendapat
mimpi atau nubuat dari orang lain tentang jodoh saya – apakah itu pasti benar? Bisa benar , bisa tidak benar !
Sebelum memutuskan menerima atau menolaknya, cobalah
perhatikan beberapa hal berikut ini:
apakah kamu memang suka atau naksir yang
bersangkutan?
Kalau jawabannya ‘ya’, bisa jadi itu luapan
keinginanmu.
Bila ‘tidak’ lanjutkan hal
berikutnya.
apakah kamu dan dia sudah cukup dewasa secara umur, mental
dan
rohani untuk menikah?
Kalau jawabannya belum cukup umur dan belum dewasa
secara
mental, tundalah pernikahanmu ; kalau belum mengerti
tujuan hidup
pernikahan, tundalah juga pernikahanmu.
apakah dia juga dapat mimpi yang
sama dan nubuat yang sama dari
orang yang berlainan?
Kalau jawabanya ‘ya’, maka ambilah jeda waktu yang
cukup, dan
perhatikanlah apakah mimpi dan pesan yang sama itu
tetap muncul?
Kalau ternyata jawaban hal-hal di atas positif –
lakukanlah langkah yang normal berikutnya.
Cobalah kenali dia secara alami, kenali keluarganya, sharingkan tujuan hidup
dan prinsip-prinsip hidupmu.
Kalau ternyata setelah berjalan sekian waktu ternyata semuanya baik – maka bisa
jadi mimpi dan pesan itu benar bahwa dialah jodoh dari tuhan. Itupun tetap
harus diusahakan dengan kerja keras untuk menjalaninya. Yang jelas mulai ada
kejelasan ‘tujuan khusus dari tuhan’ atas kesatuanmu sebagai suami istri kelak.
Saling melengkapi dan bisa bekerjasama untuk membangun ke dalam dan memberikan
nilai kehidupan kepada orang lain.
Kalau ternyata jawaban rambu-rambu di atas adalah negatif
– maka lupakanlah mimpi atau pesan itu. Tetapi jangan tutup kemungkinan akan
muncul kembali hal yang sama di kemudian hari untuk diuji kembali. Jangan
berkeras hati memegang akan standart calon pasangan hidupmu. Belajarlah untuk
mendengarkan, membandingkan dengan kenyataan dan tetapkanlah standart minimal
sebagai syarat calon pasanganmu.
Kalau saya mencari jodoh
dari tuhan secara alami – apa saja yang perlu saya perhatikan?
1. Yang mudah untuk
diketahui pertama adalah apakah calon pasangan hidupmu itu memiliki iman
sepertimu?
Untuk menikah itu perlu bahasa iman yang sama sehingga di
perjalanan pernikahan lebih mudah membangun komunikasi hati dan komunikasi iman
diantara kedua-nya. Bahasa iman muncul dari pengertian dan pengalaman pribadi
dalam mengenal tuhan, juga muncul dari tanggapan atas hal-hal rohani yang
dihadapi. Contoh seorang anak muda yang mengalami pemulihan kasih bapa
didalam hidupnya akan menganggap tuhan sebagai bapa yang mempedulikan dan
mengasihinya. Bahasa imannya tentang tuhan sebagai bapa menjadi sesuatu yang
nyata. Tetapi kalau anak muda ini tidak mengalami pemulihan kasih bapa, bahasa
iman ‘kasih bapa, bapa yang peduli, bapa yang memberikan masa depan’ tidak ada
dalam kamus hidupnya.
Kalau kita bertemu dengan seseorang yang memiliki bahasa iman yang sama, maka
untuk membangun komunikasi, saling pengertian dan membangun kesepakatan akan
dilakukan dengan sangat mudah.
Perhatikan apakah calon pasangan hidupmu memiliki bahasa iman yang sama
denganmu?
2. Yang kedua. Apakah
dia sudah dewasa secara umur, mental dan iman?
Memang umur bukan ukuran kedewasaan, tetapi kamu membutuhkan pasangan yang
mampu bersikap dewasa, bukan kekanak-kanakan.
Kapan seorang anak muda mulai bisa bertanggung jawab?
Kapan seorang anak muda bisa memenuhi kebutuhannya sendiri?
Kapan seorang anak muda bisa diajak kerjasama untuk mencapai tujuan
bersama?
Kapan seorang anak muda mampu memberikan rasa aman kepada calon
pasangannya?
Keempat pertanyaan diatas menuntun seberapa dewasa karakter anak muda itu
dibandingkan dengan umurnya.
Pernikahan itu hanya untuk orang yang berani, mau berusaha
dan bertanggung jawab.
Seorang kanak-kanak biasanya egois, penakut, mudah patah semangat dan cenderung
tidak mau bertanggung jawab. Tetapi seorang yang dewasa dan siap menikah harus
menyadari bahwa hidup pernikahan membutuhkan keberanian, empati, peduli, tekad
yang pantang menyerah dan tanggung jawab.
Perhatikan calon pasangan hidupmu apakah sudah memiliki
benih-benih karakter tersebut diatas. Ingat bahwa didalam perjalan pernikahan
engkau membutuhkan pasangan yang bergantian saling mendukung dan saling
menolong. Kalau secara mental dia belum matang, dia akan membutuh-kan bimbingan
terus menerus. Padahal pernikahan adalah kerjasama dua orang yang terikat
komitmen janji pernikahan.
Pernikahan itu membutuhkan iman yang bertumbuh. Kalau tidak bertumbuh dewasa
imannya, maka semakin hari hidup dianggap beban – padahal hidup pernikahan itu
indah bila secara iman dijalin bersama dengan tuhan.
3. Ketiga. Apakah dia pasangan yang sepadan?
Sepadan itu adalah bisa saling menolong , saling melengkapi
dan saling menyempurnakan.
Menikah itu adalah kesepakatan perjanjian dan kerjasama dua orang yang memiliki
tujuan yang sama tentang keluarga.
Sedangkan pacaran itu masa persiapan untuk saling mengenali kepribadian,
pola pikir, kebiasaan, kekuatan, kelemahan dan keluarga masing-masing. Pacaran
bukan hanya bicara tentang perasaan cinta, tetapi bicara tentang persiapan masa
depan berdua.
Bila sejak pacaran kalian sudah belajar saling mengenal dan berlatih bekerja
sama, maka kalian akan tahu apakah kalian adalah pasangan yang sepadan –
setara, yang bisa saling menolong dan saling melengkapi satu dengan yang lain.
Apakah pasanganmu bisa menutupi kekuranganmu dan apakah kekuatanmu bisa
menutupi kekurangan pasanganmu?
4. Keempat. Apakah kedua orangtua kalian
merestui hubungan kalian?
Orangtua yang baik adalah wakil tuhan bagi anak-anaknya. Dengan
melibatkan orangtua untuk melihat calon pasangan hidupmu - akan menolongmu
untuk tidak salah memilih. Komunikasikan dengan baik dan yakinkan orangtuamu
bahwa kalian berdua siap untuk saling membangun dan menolong dalam pernikahan
kalian kelak. Luangkan waktu yang cukup untuk bergaul dengan keluarga calon
pasangan hidupmu.
Jangan berlaku ‘jaim’ - jaga image - berlebihan supaya keluarga calon
pasanganmu bisa melihat karaktermu apa adanya dan tidak merasa tertipu
kemudian.
Mendapatkan restu dari orang tua dalam pernikahan adalah seperti mendapatkan
bekal moral dalam perjalanan hidup yang panjang. Restu dari orang tua
diwujudkan dalam persetujuan hubungan juga dukungan doa dan dukungan material.
Orang tua yang baik peduli dengan masa depan anak-anaknya termasuk peduli
dengan siapa anaknya akan menikah kelak. Sejak kecil orang tua memberikan
nilai-nilai hidup kepada anak-anaknya, juga pengalaman imannya kepada tuhan,
juga impian-impiannya atas anak-anaknya. Anak-anak akan mengerti tujuan
hidupnya dan segala bekal pengetahuan, pengertian dan ketrampilan untuk
memasuki kehidupan pernikahan yang jauh lebih baik daripada orang tuanya.
5. Kelima. Walau bukan
keharusan, mintalah saran kepada pemimpin rohanimu atas calon pasangan hidupmu.
Ajaklah pasanganmu untuk bertemu dengan pemimpin rohanimu, sehingga kamu
dapat meminta pendapatnya atas karakternya.
Pilihan dan keputusannya adalah hak-mu sepenuhnya, tetapi jika kamu belajar
mendengarkan pendapat pemimpin rohanimu – maka kamu akan belajar hidup lebih
baik. Pandangan pemimpin rohanimu tidak selalu benar, tetapi minimal kamu
belajar mendengarkan pendapat dari pihak yang kamu hormati. Bila tidak setuju
dengan pendapat-nya, bicarakan terpisah dari calon pasangan hidupmu dan
diskusikan langkah-langkah apa yang sebaiknya kamu lakukan untuk memperbaiki
hubunganmu dengan calon pasanganmu.
Milikilah telinga yang mendengar dan hati yang belajar.
Perhatikan
ke-5 point untuk meyakinkan dirimu tentang jodoh dari tuhan.
Jangan
tergesa-gesa mengambil keputusan untuk menikah, renungkan apakah ke-5 point
diatas kamu mendapatkannya minimal 4 point pertama.
Jangan
menikah hanya karena alasan setia, kasihan, pertimbangan status sosial, terlalu
lama pacaran – tetapi kamu mesti yakin sepenuhnya bahwa dialah jodoh yang
sepadan sepanjang sisa hidupmu !
Apakah kalau sudah dapat jodoh dari tuhan maka semuanya mudah?
Mendapatkan jodoh dari tuhan adalah awal yang baik.
Setiap orang yang sepakat untuk menikah dengan seseorang, ketika mereka berdua
mengucapkan janji nikah , lalu diberkati pernikahannya – saat itulah mereka
harus yakin bahwa mereka sudah mendapatkan jodoh dari tuhan.
Mereka harus rela melupakan masa lalu mereka masing-masing
dan membangun masa depan bersama.
Keduanya mesti sadar bahwa mereka baru memulai kehidupan pernikahan mereka. Jodoh
dari tuhan baru awal proses kesatuan suami istri.
Keduanya mesti sadar saling membutuhkan dan saling mempengaruhi.
Keduanya mesti rela mau belajar dan mau berubah demi tercapainya tujuan
pernikahan mereka.
Keduanya mesti sadar bahwa tuhan harus dilibatkan dalam semua proses pernikahan
mereka.
Kalau yakin jodoh dari tuhan maka harus yakin tidak ada masalah apapun yang
bisa memisahkan mereka dari kasijh tuhan dan kesatuan suami istri , sampai maut
memisahkan mereka.
Apa jadinya kalau kedua orang menikah dan tetap tidak
yakin bahwa itu jodohnya?
Maka ketika datang ujian dalam pernikahan mereka, sangat rapuhlah mereka untuk
saling menyalahkan dan mudah berpaling kepada orang lain.
Kalau sudah rela, sepakat dan bertekad untuk menikah –
maka sejak janji nikah diucapkan sejak itulah mereka saling terikat seumur
hidup mereka.
Kalau ternyata ada banyak benturan dan masalah di depan – maka saat itulah
campur tangan tuhan lebih diperlukan.
Bila yakin jodohmu adalah dari tuhan – maka kalian berdua
masing-masing mesti memiliki hubungan pribadi dengan tuhan.
Tuhan akan menjadi perekat di antara kalian berdua.
Tuhan akan menjadi sahabat, penolong dan hakim yang adil untuk kalian berdua.
Dan pernikahanmu adalah untuk digenapinya kepentingan tuhan dalam hidupmu
berdua dan hidup orang lain.
Kalau kalian bertemu dengan jalan buntu – maka kalian akan mencari jalan keluar
kepada tuhan. Secara konstruktif dan progresif kalian akan semakin yakin bahwa
kalian disatukan tuhan dan kalian semakin tahu tujuan tuhan atas pernikahanmu.
Hidup pernikahanmu bukan hanya untuk kebahagianmu sendiri
tetapi juga untuk kebahagiaan orang lain. Tuhan tidak membangun keluarga untuk
manusia membangun kerajaan bagi dirinya sendiri tetapi untuk kepentingan
kerajaan surga.
Kalau merasa jodoh dari tuhan, lalu menikah tetapi
kemudian menyesal, apakah itu berarti tuhan salah pilih?
Tuhan tidak pernah
salah pilih !!
Bagaimana pun menikah itu kesepakatan perjanjian dan kerjasama dua orang
yang memiliki tujuan yang sama tentang pernikahan.
Selama suami istri memegang tujuan tuhan dan memiliki kerelaan mau dibentuk –
maka mereka tidak akan menyesal.
Ketika bertemu dengan saat-saat sulit maka tuhan akan lebih dilibatkan. Tidak
mungkin satu orang mutlak benar dan yang satunya mutlak salah. Biasanya
keduanya kemudian memiliki andil dalam kesalahan rumah tangga mereka berdua.
Belajarlah menguasai diri, mengevaluasi diri, meminta maaf
dan memberi pengampunan. Belajarlah memegang komitmen pernikahanmu di atas
perasaanmu. Karena kalau masa kering pernikahan itu datang, maka komitmen atas
perjanjian nikah itu yang tetap menyatukan dan menyegarkan kalian berdua.
Temukan keindahan dan sukacita dalam pernikahanmu, itu
butuh kerelaan dan kerjasama kedua belah pihak. Tuhan ciptakan pernikahan untuk
manusia dapat menikmati kebahagiaan di dalamnya.
[ cuplikan dari buku lipat “jodoh dari tuhan” ]
Tetap setia tetap semangat !