Sunday, January 27, 2013

IMPACT 2012 - Captured Moments - Part 1

Dear all,
This time i just want to share some pictures and would like to tell the story behind it. Last Year in 2012, IMPACT is one of the most memorable moments i have. Many things happen everyday. even in every single moves i get something to learn. I cant remember all of them but i cant recall it whenever i see these pictures. i would like to share something. I miss them so much!


di tempat-tempat inilah tercipta memory yang indah, bukan saja indahnya kebersamaan dari keberagaman tapi juga pertemuan pribadi dengan Tuhan dqalam setiap didikanNYA. 

ini adalah satu moment yang membawa perubahan signifikan dalam hidup dan karakterku. Di satu hari Keluarga Bahtera mengadakan doa keliling Bundaran HI-Monas bersama. Kami sangat exciting sekali menyambut rencana kalau mungkin pasukan dari Semarang akan mengikutsertakan IMPACT ke Jakarta bersama dengan rombongan yang lain. bagiku ini adalah mimpi yang menjadi nyata. Dulu aku cuma bisa melihat dari video tentang Tarian di jalan-jalan dan doa keliling 1000 ribu umat Tuhan. Tapi hari itu aku mengalaminya sendiri, bahkan sebagai salah satu Pasukan Pembawa Kemanisan (dalam rupa rambut kapas pink dan BADUT! yes) tapi jangan kira kalau hari itu aku menjalani tanpa ada harga yang harus aku bayar. ada harga yang harus aku bayar untuk bisa mengikuti acara ini, Karena sebenarnya dari sebulan sebelum hari dimana kita dikirim ke Jakarta, aku telah berencana untuk ke pulang ke rumah untuk menghadiri acara keluarga. Sampai seminggu sebelum keberangkatan, aku masih terus berdoa semoga bisa mendapat ijin untuk tidak ikut ke Jakarta. tapi dalam hati aku tahu apa yang aku inginkan. Aku ingin ke Jakarta, bersama dengan pasukan yang lainnya. Dan aku tahu, ini adalah pilihan yang Tuhan berkenan. Ada pembalikkan keadaan sejak hari itu. begitu juga dalam Karakterku yang pemalu dan jaim. Aku tahu kalau belum sempurna hilang, tapi sejak hari aku menanggalkan gengsiku dan memilih jadi badut- yang secara rupa emang malu-maluin sih - tapi aku sukacita. Kalau dulu aku adalah orang yang sangat peduli akan penampilan dan hanya akan keluar rumah setelah makeup rapi, saat ini, bukanlah suatu hal yang utama bagiku. Ini sebuah breakthrough dalam self-image di dalamku. Apa yang aku bayar, meninggalkan acara keluarga tsb, terlalu murah harganya atas apa yang aku terima - longlasting.

kalau yang satu ini, kunjungan ke LPK Permata di Semarang, Lembaga untuk memberikan keahlian bagi orang-orang agar mereka bisa punya usaha mandiri. Dari sini kita bisa menjaring jiwa dengan luar biasa. Kesan pribadi saya, LPK ini merupakan hal yang sangat penting dipunyai gereja masa-masa ini. kita bisa lihat kalau diluar sana, dari sepupu  kita, mereka pun bergerak dalam berbagai bidang kemasyarakatan. Baik sekolah, pendidikan kursus, rumah sakit dan lain-lain. Saya percaya suatu saat lembaga lembaga seperti ini pun akan dipunyai di daerahku.




Euforia

Dalam seminggu ini sebenarnya minggu penuh euforia namun dalam euforia dari diriku sendiri itu membuatku melakukan kesalahan fatal yaitu Menyimpang dari Tuhan. Ketika dalam pergumulan yang begitu rupa, dekat denganNYA itu begitu indah, pokoknya pengen berdua, kanthil kemana-mana. Begitu pergumulan itu terlampaui dan hasil – karenaNYA- luar biasa, rasa puas itu menghinggapi hati dan perlahan kepalaku mulai berpaling. 

Beberapa waktu pula, aku dengan kepongahanku merasa “bisa” tanpa Dia, merasa “main atur sendiri” padahal Dia tidak perintahkan. Teguran demi teguran tongkat didikanNya menerpaku. Sejujurnya, aku senang ketika Tuhan masih terus mengingatkanku, terus mendidikku, terus mau mengoreksiku. Tanda kasihNya begitu besar padaku. Sekalipun dalam beberapa waktu kemellowanku membuatku agak “buntu”. Benar saja, apa yang aku alami tersebut diteguhkan dengan sebuah khotbah yang aku dengarkan kembali siang ini. Bagaimana ketika sikap hati kita saja sudah salah dihadapanNya, dalam sekejab akan “Habis”. Merasa ingin menunjukkan “siapa saya” itu kesombongan yang membuatNYA tidak bertindak apa-apa!

Begitu pula dengan pelajaran berkatNya, dengan semangat aku belanjakan tanpa sama sekali bertanya untuk siapa seharunya berkat jasmani itu aku gunakan. Dan kurasa aku sudah mendapatkan raporku dalam test ini : Remidi!

Bagaimana Tuhan bisa memberkati dengan yang lebih besar kalau yang sekian saja aku masih kelimpungan mengaturnya? Padahal Dia sudah rindu memakaiku sebagai BendaharaNya. Haduh, jangan sampai didapatinya sebagai Bendahara yang tidak jujur di hadapanNya. Dan aku hanya bisa berkata “Tuhan, daripada aku ini melenceng jauh dari Engkau, aku mau terima didikanMu terlebih dahulu, sampai hati dan mentalku siap.”

Rasa puas melanda dengan luar biasa karena satu hal yang menjadi momok bagiku aku lalui, memang baru tahap pertama, tapi ini menjadi tahap yang begitu menentukan. Sebuah rhema mengingatkanku sebelum semuanya terlambat : “Dia, Tuhan, menginginkan tidak hanya ketika duka saja kita bersama denganNya. Namun baik suka maupun duka. Dia ingin keintiman yang sejati. Bukan sekedar doa basa basi.”

Pelayanan keluar bukan dari skill-ku, kekuatan atau kemampuanku. Tapi dari hubungan keintimanku denganNya. Tapi aku tahu, jauh sekali bahkan seringkali aku lebih berpusat pada perasaanku. Kadang begitu menggebu kadang letih lesu.

Dan hatiku begitu kacau kalau tidak menikmati HadiratNya.

Semuanya jadi serba salah.

Namun malam ini, aku bersimbuh di hadapanNya, dalam pelukanNya, tersedu-sedu menangis karena terharu dengan kasihNYA yang luar biasa. Setiap didikanNya, setiap kesempatan besar yang Dia beri, setiap airmata, setiap tawa, hanya bersama denganNya. Dan setiap aku mendengar Rhema yang kuat keluar dari mulutNYA, hatiku dan Rohku melonjak dalam sukacita. Aku tahu, aku berjalan dalam destinyku. I’m on my way!

Kembali aku belajar meletakkan. Kembali aku belajar apa itu belajar beriman dan tidak ngoyo  dengan kekuatan sendiri. Kembali lagi aku mengakui, karena cintaMu sajalah aku hidup dan biar karena perkenananMU pula aku melalui segalanya. Aku hidup karena TitahMU, apa yang seharusnya aku kuatirkan kalau KAU Penciptaku menjamin semuanya bagiku? Tidak ada!

Jadi kembalilah tenang hai Jiwaku, karena kau telah menemukan Jantung Hati-mu.
“Hanya dekat Allah saja aku tenang, daripadaNya-lah keselamatanku”

Dengan ditemani lagu Terima Kasih – Final Wave (Mahanaim) kembali lagi hatiku dipenuhi dengan rasa kagum akan kebesaran kasihNYA dalam hidupku. Kembali jiwaku dan Rohku bergairah mengingat setiap moment yang begitu indah bersamaNYA. Setiap detik dalam keintiman, setiap menit dalam pelukanNYA. Merasakan indahnya hasil KaryaNYA dalam hidupku. Sekalipun dalam prosesNya, dagingku mengeluh. Aku merindukan saat-saat duduk diam dibawah kakiNYA, mendengar suara lembutNya, mendengar Dia membagi isi hatiNya. Kadang cuma saling terdiam dan airmataku tak hentinya mengalir, bukan karena sedih namun rasanya indah tiada tara dan tidak bisa dilukiskan oleh apapun.

Aku rindu ketika Dia mengatakan dengan lembut, “You are MY Own.”

Aku tahu dalam ketidaksempurnaanku, Engkau membawaku dekat padaMu. Dalam setiap proses, bahkan dalam kejatuhanku, aku tahu tempat terbaikku adalah di sisiMU senantiasa. Di hadiratMu, di pelukanMu itu hidupku.

didikanMu, yang mengukir hidupku, penyertaanMu, tidak bisa aku ungkapkan kepada orang lain karena kami memiliki jatah masing-masing dan pengalaman masing-masing. Tapi aku bersyukur aku mengalami apa yang aku alami sehingga aku merasakan pengalaman pribadi bersamaMU lebih lagi.

Setiap proses adalah goresan indah dalam hidupku,
dalam setiap detilnya terukir namaMu.
Biar lagu cinta dan mazmur tercipta
Untuk menyanjung Engkau senantiasa
Karena di dalam kesesakan, Kau memberi kelegaan
dalam kehilangan, Kau berikan rasa aman
Dalam cintaMu kutemukan sukacita
Dalam dekapMu diriku utuh kembali
Dan inilah euforia yang sejati

Thursday, January 10, 2013

When I say Master

when i say Master... my sorrow disappears
when i say Father... He wipes away my tears
when i say Savior .. my blinded eyes can see
when i say Jesus... He speaks Peace to me

sometimes the words even cant explain how i feel,
sometimes I just pretend to be strong
but here inside my heart, i cry...
then when i sing this song...
i know You understand the deepest feeling of my heart
You know me more than anyone else ever do, Lord
You know how abstract my feelings sometimes
and everytime i sing this song...
my soul is rejoiced
coz i know, I am yours.
i have a Loving Father

when i say Master...
i know who i am... i'm a useless servant, doing what You want me to do... then my heart is revived because i know You will take care of my life. My Master will stand for me, to whom will i be afraid of?

when i say Father...
You know the deepest feelings, the feeling of rejections, the fears to face the problems i have, the fears of unknown future... and i find out that I have a comforting Father... who will always embrace through the days of trouble. i dont ask You to take away all of the problems i have, but i just need Your Embrace, Your Presence always be there with me.

when i say Savior...
the Lord who do the largest miraculous things in my life!

when I say Your Name... Jesus
all of sudden, My heart, soul and mind filled with peace.

I need You
I cant live without You
You're everything to me
You are the world to me. . . 

Monday, January 7, 2013

Mata Air yang Tidak Pernah Kering

Yesaya 58:6-12
Beberapa waktu yang lalu ada sebuah khotbah yang merhema dalam hati saya sampai saat ini. Tentang bagaimana kita menjalin sebuah relasi dengan Tuhan. Salah satunya cobalah untuk mematikan kedagingan dengan berpuasa, maka nantinya kita bisa “lebih mendengar” suara Tuhan dan membuka mata rohani kita. Saya setuju dengan hal itu dan mulai berdoa pada Tuhan untuk lebih tepatnya, puasa seperti apa, bagaimana, hari apa saja kepada Tuhan.

Dan malam ini ketika sedang membaca Alkitab, sampai pada kitab Yesaya, saya tertarik dengan ayat yang membahas tentang puasa yang berkenan tersebut.

Bukan! Puasa yang Kukehendaki ialah supaya engkau membuka belenggu belenggu kelaliman, dan melepaskan tali tali kuk, supaya engkau memerdekakan orang yang teraniaya dan mematahkan setiap kuk, supaya engkau memecah-mecah rotimu bagi orang yang lapar dan membawa kerumahmu orang miskin yang tidak punya rumah, dan apabila engkau melihat orang telanjang, supaya engkau memberi dia pakaian dan tidak menyembunyikan diri terhadap saudaramu. – Yesaya 6-7 –

Ayat tersebut mengingatkan saya akan arti dari Tahun Ayin Gimel yang sedang kita nikmati. Ya, tahun dimana kemuliaan Tuhan menjadi milik bagian orang-orang yang lebih mementingkan memberi kepada orang miskin dan yang membutuhkan dari pada untuk dirinya sendiri (ayat 10).

Pada waktu itulah terangmu akan merekah seperti fajar, dan lukamu akan pulih dengan segera. Kebenaran menjadi barisan depanmu dan kemuliaan TUHAN menjadi barisan belakangmu. Pada waktu itulah engkau memanggil dan TUHAN akan menjawab, engkau akan berteriak minta tolong dan Ia akan berkata : “ini Aku!”  - Yesaya 8-9a –
Me ^^ @ Taman Kyai Langgeng - Magelang

 Dan janjiNYA bahwa kita tidak akan pernah mengalami kekeringan baik dalam hal jasmani maupun Rohani (ayat 11) menjadi salah satu ayat favorit saya.Kita dipakai Tuhan sebagai mata air yang tersedia bagi mereka yang kekeringan di sekitar kita, tapi kita akan terus dipenuhi dengan aliran air kehidupan. Seperti sebuah pesan yang terrhema dalam hatiku : Minum dan terus minum air kehidupan itu sampai dalam dirimu ada mata air, sumber air sendiri yang membuatmu tidak pernah akan kering lagi. Karena aliran sungai hidup Roh Kudus itu mengalir dalam kita tanpa berhenti.

Tapi terlebih dahulu, saya berdoa agar TUHAN mampukan saya untuk menggenapi bagian ayat-ayat sebelumnya. janjiNYA itu ya dan amin. Cuma terkadang kita itu yang terlalu naif dan tidak mau melakukan apapun yang jadi bagian kita. Semuanya toh asalnya dari DIA, DIA yang akan menyediakan semuanya. Ayat-ayat ini meneguhkan langkah ke depan saya bersama TUHAN.

Jehovah Jireh -- From Faith To Faith--

Setiap tahun aku percaya Tuhan selalu bawa aku ke suatu pendidikan dan proses yang berbeda, terus naik levelnya. Dan hidup berjalan bersama Tuhan itu luar biasa. Mengasyikkan, namun juga menegangkan. Tetapi dari kesemuanya, aku sangat kagum akan setiap karyaNYA dalam hidupku. Dia penulis yang terhebat! Setiap karyaNYA itu masterpiece! 

“Dan di dalam kitabMu semuanya tertulis. Semua hari-hari yang akan dibentuk, sebelum ada satu pun dari padanya – Mazmur 139:36 –

Begitu aku lahir baru, tahun 2005, perjalanan berdua dengan Tuhan itu dimulai dari satu titik yang luar biasa. Percepatan! Sebuah kehormatan dan tanggung jawab bagiku si hamba ini untuk melayani dan berdiri di hadapan Raja sekalipun secara rohani belum terlalu kuat. Tapi terpujilah namaNYA karena DIA bawa aku dalam proses pendewasaan yang istimewa melalui kedua orang tua, sekolah, pergumulan dengan Pasangan Hidup dan hubungan-hubungan, sampai pada tahun 2012 yang lalu, sebuah proses perombakan dasar dan diukir Tuhan dengan kisah KasihNYA. Sungguh terlalu ajaib kalau ingat semua kebaikanNYA dalam hidupku. memilikiNYA saja begitu luar biasa, berjalan bersamaNYA itu luar biasa!
Sudah tidak aku sangkal lagi bagaimana aku bersyukur untuk semua privilage untuk bisa dibentuk Tuhan secara pribadi di dalam sekolah KegerakkanNYA. Semua ceritaNYA terlalu banyak sampai aku tidak bisa menghitungnya lagi. Aku ingin membagikan apa yang di penghujung tahun ini aku alami bersamaNYA.

Suatu hari di bulan-bulan terakhir tahun ini, ada rasa sedikit kecewa dan mempertanyakan kepada Tuhan. Ya, satu hal yang bodoh.

“Tuhan, kenapa ya kok aku belum dapatkan berkat yang besar, Kau tahu aku butuh itu untuk “menunjukkan” Tuhanku itu menyediakan, sehingga keluargaku juga bisa percaya padaMU!” kira-kira begitu yang aku katakan.

Tuhan diam. Dan hatiku diwarnai dengan kegalauan. Sehingga berkat-berkat besar dariNYA itu tidak aku perhitungkan. Padahal kalau bukan karena divine connection yang dari padaNYA, tidak mungkin aku bisa diterima bekerja di sekolah dan lembaga bimbingan belajar. Tapi rasa tidak puas dengan gaji yang sekian dan kejenuhan aktivitas sehari-hariku itu membuatku sama sekali melupakan ucapan syukur dari hati terdalam. Bahkan dalam beberapa saat, aku sudah nyaris lupa bahwa AnugerahNYA yang besar aku nikmati selama 6 bulan. Seperti pengajaran itu hilang tak berbekas.

Aku cuma belum tahu saja kalau pada waktu itu Tuhan sedang mengajarku. Yang kukejar waktu itu cuma keberhasilan secara finansial, tapi aku terus mengandalkan kekuatanku. Kalau dipikir-pikir, sekarang dengan gaji yang sekian itu aku sama sekali nggak bisa membayangkan untuk bisa maju. Dan hal itu semakin membuatku frustasi.

Cukup dengan hal itu. Tuhan berbicara lewat khotbah PAP yang aku streaming di Rhema : We are the Champion. Benar kan, banyak orang yang mulai merasa kecewa karena belum menerima apa “yang besar” menurut mereka. Berkat milyaran? Are you sure? Kalau aku dikasih uang sebanyak itu juga belum tentu tahu harus dipakai apa. Jadi apa berkat yang sebenarnya itu? Simple. Hidupmu itu berkat terbesarNYA.

Dan inilah pesan-pesan Tuhan yang disampaikan HambaNYA yang menjadi Rhema bagi hidupku.
Jangan menggunakan kekuatan sendiri, atau mengandalkan orang lain. Percayakan dirimu pada Tuhan karena Dia yang akan menyediakan. Karena sepanjang tahun ini ada orang-orang yang menggunakan kekuatannya lalu menjadi kecewa. Hal ini seolah mengingatkanku akan kebodohkan dalam bulan-bulan terakhir ini. Selama di Sekolah aku diajari untuk bergantung sama Tuhan, apa-apa itu minta Tuhan dan sudah terbukti Dia yang menyediakan semua kebutuhanku, kebutuhan yang tidak dipakai untuk keinginan daging tentunya. Dari sini aku juga diajar Tuhan untuk punya pengendalian diri dan mencukupkan diri dengan apa yang ada. Bukan berarti pelit, tapi tahu yang mana yang prioritas, lalu doa minta ke Tuhan. Dan hari-hari ini, tiba-tiba jadi sangat kuat untuk bergantung sama Tuhan itu. 
Sebuah kesaksian kecil aku alami dalam minggu-minggu ini. Sebenarnya untuk ke Semarang dan mengikuti KKR, aku cuma membawa sedikit saku. Tapi karena semuanya sudah terjamin, untuk makan minum dan penginapan, sehingga aku cuma butuh beberapa untuk transport ke Semarang. Masalahnya, ketika pulang, tanggal 2 Januari adalah tanggal aku harus membayar pajak kendaraan dan tidak ada tabungan sama sekali. Aku cuma bisa pasrah karena aku mencoba ke Bimbel tempat aku kerja untuk mencairkan fee, tidak diijinkan karena belum tanggalnya. Dan aku tidak mau mencoba bergantung pada orang lain, kepada mama atau papa, seperti kebiasaanku beberapa bulan terakhir ini. Tapi yang bagiku sangat lain adalah dalam hatiku bisa begitu teduh dan tenang. Yah terkadang masih ada gejolak, tapi dengan cepat akan mereda. Dan memang pertolongan Tuhan itu nyata dalam hidupku. Hari ini semuanya tersedia dan dicukupkan. Ya, dari hal-hal yang sepele sekalipun aku ingin kembali mempraktekkan iman kepada Bapaku yang mencukupkan segala sesuatu. Karena tahun ini, aku tidak tahu apa yang akan terjadi, tapi aku merasakan Tuhan tengah mempersiapkanku untuk bertumbuh dalam iman dan hanya berharap kepadaNYA. Ya, karena aku tidak akan mampu sendiri.

From Faith to Faith, From Grace to Grace, From Glory to Glory.

“Buat aku kuat dalam anugerahMU Tuhan, dari Anugerah ke Anugerah. Karena dari AnugerahMU lah aku hidup, Tuhan. Buat aku stabil dalam pengiringanku dan perjalananku denganMU.”  

Partners