Saturday, May 25, 2013

My Worship, My Strength : I trust HIS Heart

Mengalami sendiri jalan dengan Tuhan bahkan mengalami apa yang dikhotbahkan Pendeta dalam jangka waktu yang cukup dekat itu sesuatu! Special tapi juga ngeri. Aku cuma bisa berkata, AnugerahMU cukup bagiku untuk menjalani semuanya.

Minggu lalu kita dengarkan sebuah khotbah dari Pdt Petrus Agung Purnomo dan lagu yang cukup merhema bagiku. TRUST HIS HEART.

Kecapi Raja Daud - Mazmur150
Dan sekarang, aku sama sekali tidak tahu apa rencanaNYA ke depan
Semuanya menikung dengan sangat tajam
tidak tahu apa yang akan terjadi di depan sana
cuma bisa menyerah sepenuhnya
cuma bisa berkata, “I trust in YOU LORD”

I trust HIS HEART
Karena hatiNYA tidak pernah merancangkan yg jahat bagiku,
Tapi karena cintaNYA, yang setiap hari kunikmati, hari lepas hari aku alami

kunaikkan kecapiku di hadapan Tuhan,
bernyanyi dan melukiskan perasaan terdalam,
datang apa adanya...

seringkali rencanaMU di luar nalarku Bapa, sangat jauh dari apa yang aku pikirkan.
Aku sama sekali tidak bisa membaca rencana ke depanMU untukku
Tapi yang aku tahu dan aku percaya sungguh, KAU akan menjadikan indah pada waktuMU
KAU punya rencana yang tidak pernah aku tahu sebelum aku sampai disitu.
Dan dari semuanya itu aku percaya, sangat sangat percaya, aku mengalaminya berjalan bersamaMU dan tiba-tiba aku masuk dalam rencana besarMU

Ini respon yang adalah pekerjaan ROH KUDUS.
Ketika aku bisa bernyanyi :

“Bapa Surgawi ajarku mengerti,
Betapa KAU mengasihiku
BAPA Surgawi ajarku mengenal
Betapa kasihMU padaku
Semua yang terjadi di dalam hidupku
Ajarku menyadari KAU slalu sertaku
Bri hatiku slalu bersyukur padaMU
Karena rencanaMU indah bagiku”

“Masalah boleh ada, tapi yang menjadikan engkau pemenang adalah bagaimana responmu menghadapinya. Kadang masalah ada buat kita mendekat padaNYA. Naikkan kecapi penyembahanMu, sayap keintiman yang membuatmu bertahan dalam apapun masa di hidupmu.“

Tuesday, May 7, 2013

Pekerjaanku itu Penyembahanku - sebuah kesaksian sederhana-

Dalam bulan-bulan dan minggu-minggu ini, semenjak Perayaan Purim dan janji Tuhan di Sion (Cirebon) yang aku dapatkan rekaman ibadahnya dan aku terima dengan iman jadi bagianku juga, Tuhan buat suatu hal yang sangat ajaib bagikuu. Buatku ini juga pelatihan buatku belajar mengerti Passion!
Cinta dan gelora, sehingga setiap langkah, gerak, tarian, nyanyian, pekerjaan yang kami lakukan adalah wujud penyembahan kami.

Belajar menjadikan Tuhan Yesus pusat dari kehidupan kita.

Setiap bangun dari tidur, ada satu kalimat seorang senior yang terus terngiang di telingaku, “benarkah Yesus nomor satu di hidupmu? Setiap pagi setiap bangun tidur, apa yang pertama kali kamu ingat?”
Jujur, Hape dan BB jdi yang pertama aku pegang ketika bangun tidur.
Dan setiap kali pula, kalimat itu terngiang di telingaku.

Jujur, tipikal orang moody sepertiku itu seringkali begitu menyala-nyala dan kadang meredup karena satu hal sepele, “Tidak mood!” itulah yang Tuhan sdang proses dalam hidupku. Bukan dengan kekuatanku kalau aku bisa berdiri dengan gelora cinta. Ketika membicarakan rencana dan kehendak Tuhan ke depan, ya, aku sangat menyala-nyala dalam iman dan harapNYA. Tapi tidak menyangkal, apa yang kulihat terkadang melemahkan. Tapi itulah dahsyatnya Tuhanku, semakin hari berjalan denganNYA dan melihat kuasaNYA setiap kali, mengalamiNYA sendiri dalam hidupku, itu menguatkan imanku setiap kali. Aku tahu Dia lebih mampu, lebih tahu bagaimana memprosesku, lebih tahu bagaimana menolongku, atau menguatkanku. Yang paling aku bersyukur adalah punya pondasi baru di dalamNya. Mungkin hasil dari prosesku 6 bulan di Semarang tidaklah sama dengan kebanyakan seniorku yang langsung terjun ke peperangan alam Roh dan sangat peka. Tapi yang Tuhan taruh di hatiku, Dia sedang membentukku dan menghancurkan karakter lama di dalam diriku. Pola pikir yang gampang menyerah dengan tantangan, rendah diri, tidak berani, cari perkenanan manusia, dll itu yang Tuhan keruk habis. Kalau dijelaskan satu persatu, tidak akan muat halaman web ini. Yang pasti cintaNYA itu mengubahkanku. Belum sepenuhnya, tapi aku sangat yakin 6 bulan yang begitu berkesan membekas dengan sangat dalam bahkan sampai ke loh hatiku. Karena DIA begitu mencintaiku. Padahal siapa sih aku ni? Nakalnya minta ampun, bandel, dan hal-hal yang jelek lain.

Yang membuatku terheran-heran dengan cintaNYA adalah bagaimana DIA selalu membuatku terpesona dan membuatku ingin selalu berkata ya dan memberikan yang terbaik untukNYA.

Dia mengajariku apa itu Passion dariNYA.
Bukan sekedar mencintai apa yang kau lakukan karena terpaksa, tapi karena kau tahu apa yang kau lakukan adalah menyenangkanNYA.

Aku temukan panggilanku dan ya, ada banyak hal yang harus aku letakkan sebelum aku bisa melihat dengan jelas apa panggilanNYA dalam hidupku. Ego, kesenanganku, dan hal-hal yang tidak ada manfaatnya bagiku. Ya, dan aku sama sekali tidak iri dengan panggilan orang lain yang mungkin kelihatannya lebih besar. Yang penting yang Tuhan mau.

Dan inilah yang membuatku takjub.

Setelah menerima dengan iman panah kemenangan, janji Tuhan di hari Purim. Dalam alam jasmani, datang panggilan interview di suatu sekolah yang sebenarnya aku masukkan lamaran sebelum aku masuk IMPACT. Ada lucu dengan lamaran ini. Sekolah tersebut membutuhkan guru pengganti secepatnya karena ada guru yang tiba-tiba keluar. Seorang teman yang juga guru disana menyuruhku untuk mencoba melamar, waktu itu aku sedang terombang-ambing antara berangkat ke Semarang atau kerja karena waktu itu aku baru saja lulus kuliah. Aku tahu panggilanku mengikuti IMPACT terlebih dulu, tapi secara manusia aku capek dengar mamaku yang minta aku segera bekerja. Oke, jadilah aku bertaruh pada hari itu untuk menyerahkan lamaran, kira-kira 3 bulan sebelum masa pendidikan IMPACT. At least dalam waktu 3 bulan aku bisa bekerja. Tapi tetap aku berdoa, “Tuhan paksakan rencanaMU yang jadi!”  dan inilah yang terjadi. Aku menyerahkan lamaran pada jam 8 pagi, sementara jam 7 pagi di hari yang sama, kepala sekolah sudah menerima guru baru sehingga aku tidak dipanggil. See, akhirnya aku cuma berkata kalau ditanya, “yah, aku kan sudah coba. Belum jatahku mungkin!” dan jatahku kini tiba! Tepat waktuNYA! Dia yang lebih tahu kapan kita siap untuk menerima jatah kita.
Aku belajar tentang Passion, dan masih terus minta Tuhan ajari.
Yang pertama kali Tuhan ajari padaku adalah bagaimana aku bernyanyi, bekerja dan melakukan sesuatu karena memang dari hati. Nyanyi dari hati itu kau tahu apa yang kau nyanyikan, kau menyanyikan seperti tengah bercerita dan ketika kau bernyanyi bahkan sampai gerak tubuh dan binar matamu akan mengatakan setiap lirik itu. Itu yang terus aku minta. Dan mustahil sih kalau tidak ada pengalaman pribadi dan keintiman denganNYA. Seperti yang aku bilang tadi, ini buruknya aku, begitu moody kadang aku susah sekali connect ke Tuhan. He’s working on it, i believe.

Lord, i cant help mysef adoring YOU!

You’re so awesome!

Beberapa hari yang lalu aku mencoba mengexplore talenta yang DIA beri. Ya, karena aku tidak mau mengubur talenta yang DIA beri dan menuai murka. Padahal hati kebat-kebit juga karena buatku ini kali pertama aku terjun sebagai HOST acara, padahal kalau di gereja, kalau lagi diluar nyanyian, waktu baca pengumuman gitu yang ada aku ngomong terbata-bata. Ini entah kenapa juga, yang dulunya si minder, kini dibawa jadi public speaker. See... my LORD is soooooo unbelievable!!!!

Passion itu tidak pernah mempersoalkan berapa banyak uang yang kau dapatkan.

At least itu yang sedang Tuhan ajarkan di hidupku. Ketika kau memiliki cinta, kau tidak pernah keberatan seberapa pun kau dibayar. Aku tidak sempurna! Aku masih belum punya itu seluruhnya. Aku masih perhitungan. Tapi aku belajar, seberapapun itu berkat yang Tuhan beri, bukan karena itu tapi karena aku mau melakukannya untuk menyenangkanNYA.
Selanjutnya, aku memulai bukan dengan hal yang besar. i wont stop learning! Till i can fly higher and higher. 

*update
 kesaksian ini saya sengaja perlambat postingnya padahal sudah saya tulis beberapa bulan yang lalu karena sebenarnya waktu itu surat tugas blm jelas. baru diberi pengumuman lisan dari yayasan. dan simpang siur berita bahwa seorang teman yang lain yang mendapatkan posisi itu. sempat saya merasa kecil hati tapi buat saya, saya belajar untuk meletakkan semuanya di tangan TUHAN. kalaupun saya tidak dapat posisi itu, Tuhan punya rencana yang lebih besar. tapi semuanya terjawab dengan surat tugas yang sebenarnya. so, here i am...

saya baru memulai tugas baru saya sebagai guru kira-kira  seminggu ini, yang lucu buat saya, dulu ketika kecil saya suka berdandan dengan rok sepan dan kemeja rapi sambil menyandang tas di bahu, mematut-matut di kaca dan berkata "aku kayak bu guru". dan senin kemarin ketika saya memandangi kaca sebelum berangkat kerja dengan penampilan yang rapi jali sepan hitam dan kemeja lengan panjang serta heels formal, saya diingatkan memory kecil itu. Bukankah ini persis seperti cerita "pesta kostum" yang aku pernah baca. 

Ada sebuah undangan ke sebuah pesta yang mewajibkan pesertanya berdandan sesuai cita-citanya. Dan beberapa tahun kemudian pun mereka menjadi seperti yang mereka cita-citakan.

Destiny is a choice. Tapi semuanya ada dalam kendali tangan TUHAN. 
Love GOD so much.

Partners