Sunday, June 7, 2015

A selftalk: Buah vs Topeng


AKUlah pokok anggur dan kamulah ranting rantingnya. Barangsiapa tinggal di dalam aku dan Aku di dalam dia, ia berbuah banyak. sebab diluar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa (Yoh 15:5)

Kamu tidak bisa menipu diri sendiri dg berbuat seolah olah kau berbuah padahal kau tidak. Mulai sekarang jadilah apa adanya dan kemukakanlah isi hatimu dihadapan Tuhan.

Buah Roh itu inside out.
Kau bisa keliatan sangat rohani dari luar, sangat baik dr luar, tp buah roh itu dari dalam. Tdk tergantung apapun keadaannya buah roh itu tetap.

Kedudukan atau pelayananmu tidak menentukan buah roh.
Kau mgkn bisa keliatan baik karena jabatanmu sbg majelis atau pemimpin pujian, dg alasan "kalau aku tidak rohani kan apa kata orang, kalau pelayan Tuhan tp sikapnya gini" lalu bertindak seolah2 kamu orang yang sangat sempurna sehingga tdk pny cacat cela. Tapi itu polesan luarnya.
Buah itu dari dalam.

Jgn menjudge orang hny karena dia sudah melayani dia harus sempurna dan baik. Tpi seorang yg tahu diri n kenal siapa dirinya, dia akan mengakui kekurangan kelemahannya. Karena buah itu tdk pernah karena usaha manusia.

Karena kalau buah itu buatan manusia, percayalah itu hanya Topeng!
Berapa byk kita pakai topeng?

Mulai skrg akuilah dirimu, seberapa bejatnya kamu, kalau memang belum berubah dan selama ini kamu hanya pakai topeng, akuilah itu di hdapan Tuhan dan minta Tuhan ubah hidupmu dari dalam sehingga hidupmu tidak akan pernah sama lagi. 

Karena mau tidak mau, manusia akan melihat dan menikmati buah dalam hidup kita. Tapi kalau buah itu bkn karena usaha kita "membaik2kan diri" kita tidak pernah akan tertekan dg pendapat orang.
Menjadi orang yg apa adanya itu menyenangkan. Kamu tidak beban. Dan bebas dari semua intimidasi iblis ataupun manusia. 

Karena yg mampu mengubah manusia adalah Roh Tuhan bukan krn kita. Ya, kita harus mau berubah. Sadari siapa kita dan ubah cara pikir kita itu pertobatan. Pertobatan yg sejati masuk sampai ke akarnya.
Inside out.

Bukan karena image orang kristen baik lantas kamu membaik2kan diri, tp jadilah baik karena memang dari dalammu kamu dilatih dan dibentuk untuk itu.

Sebuah refleksi yg aku sendiri akui bahwa itulah aku. Aku merasa sudah ckup baik sbg kristen yg melayani Tuhan bertahun2. Tapi aku melakukan "kebaikan2" karena aku harus menciptakan image bahwa "aku baik" "orang kristen baik" "pelayan Tuhan harus baik"

Tapi karena itu tdk keluar dari hatiku, itu membuat aku tersiksa. Dan percayalah kamu tidak bisa menyembunyikan bangkai tnpa tercium baunya selamanya.

Sebagai contoh:
Sebut saja kelemahanku pemarah. Aku mgkn bs menutupi dan berpura2 sabar. Tp sampai kapan itu bertahan?
Sampai di titik ini, aku menjadi guru dan tiba2 semua kebusukan yg rapi aku bungkus dalam senyum malaikat di grj terungkap di dpn anak muridku. Ya, tiba2 si pemarah itu keluar aslinya.

Aku pernah berpikir "kok aku jadi semakin buruk ya di sekolah ini? Apa aku salah kerja"

"Bukan, tapi itulah sifat aslimu. Selama ini kamu pakai topeng!" Jelas bgt suara Roh Kudus dalam hatiku.

Ya.
Dari situ aku tau.
Pertobatan sejati itu saat kamu ngerti kamu itu bobrok, kamu ngerti dg jelas kesalahanmu. Dan itu titik balik, kamu nggak mau ada di tempat itu lagi!

Begitu jg aku. Sekarang makin aku tau. Kenapa hidupku nggak jadi dampak. Karena aku sendiri tidak berbuah. Aku hanya berimage- seolah2 berbuah.

Tapi aku mau untuk berbuah benar2 dari dalamku. Mengalir keluar. Bukan hanya topeng!

Sangat sangat bersyukur kalau Tuhan buka dan kelontoki hati dan hidup kita. DIA terlalu sayang pd kita unt membiarkan kita menipu diri kita sendiri terlalu lama.

Ini ayin Hey dalam hidupku.
Ketika Nafas Tuhan ada, semua yg semua dibukaNya dan dihidupkan kembali. Ya sangat malu sih. Tapi bersyukur karena Tuhan baik sekali.

Barangsiapa Ku kasihi dia Kutegor dan Ku hajar, sebab itu relakanlah hatimu dan bertobatlah!
Wahyu 3:19

Monday, June 1, 2015

ORANG BERPENGERTIAN BERKEPALA DINGIN



Orang yg berpengetahuan menahan perkataannya, Orang berpengertian berkepala dingin - Amsal 17:27-
Si pemarah membangkitkan pertengkaran, tetapi orang yg sabat memadamkan pertengkaran. -Amsal 15:18-

Seringkali saya dg mudah terpacu dengan sedikit perkataan nylekit yg keluar dr anak didik saya. 
Dan langsung marahlah saya krn saya merasa disepelekan, tdk dihargai. Sebenarnya harga diri saya yg kena. 

Saya kdg bingung hrs menjadi guru spt apa. Maksudnya, saya biasanya apa adanya, tp di sekolah saya terkesan kaku dan tdk bisa tersenyum demi jaga image. Tp itu semakin membuat saya tdk disukai. 
Padahal saya pada dasarnya aangat suka menyapa dan berguyon ria dg anak2.

Kerinduan saya bisa menjadi teman dan guru yg disayangi. Tapi semakin disini semakin saya salah memposisikan diri.  saya spt menjaga jarak dg mereka karena jaim. Dan spt ada tulisan di leher saya "membungkuk pada saya, hormati saya krn saya guru anda!"

Saya merasa sngat diabaikan jika hal itu terjadi. 
Dan saya marah dg cepat. 

Lalu, dg perbantahan yg tdk hrs terjadi ketika saya seharusnya saya sabar.

Kenapa saya harus sabar?
Karena mereka anak2, mereka butuh penjelasan dg sabar n lemah lembut  

Kenapa hrs lemah lembut?
Karena saya yg lebih dewasa. 
Akan sangat bodoh meminta anak yg 10 tahun lebih muda drpadaku pd usia remaja mereka dg jiwa berontak yg lg tinggi2nya dan menanggapi sikap berontak mereka dg ancaman dan gertakan. Mereka pasti akan menyerang dan makin berontak. 

Ahh, sakit rasanya mengetahui betapa bodohnya aku selama ini Tuhan. 

Maksudku, tindakanku sangat berbeda dg pengetahuan dasar yg aku tau. 

Tapi pengetahuan yg hanya sampai di otak memang hanya jadi teori. 

Butuh kejadian yg menyadarkan jiwaku sehingga pengetahuan itu masuk dlm hatiku. 

Ahh, sakit dan malu rasanya. 
Tapi aku mau belajar jujur di hadapan Tuhan dg mengakui aku apa adanya. 
Ini aku Tuhan, ini aku... 


Partners