Monday, May 23, 2011

♥ Semua Bagi Rajaku ♥


Tuhan kuberikan semuanya...
Tubuh Jiwa Rohku relakan semuanya...
kuingin menyenangkanMU... selamanya...
kan slalu kujawab panggilanMU...


Ajari aku mengerti perasaanMu,
mengerti detak jantungMU..,
biarkan aku punya keintiman hanya denganMu...
sampai Kau dapati hatiku seirama dengan HatiMu

Tuhan dengarkanlah doaku, trimalah penyembahanku
tubuhku jiwaku dan rohku... cintaku hanya bagiMU....

title: SEMUA BAGI RAJAKU (download mp3 disini)
Courtesy: JKI INJIL KERAJAAN

Lagu yang penuh dengan kata-kata yang begitu dalam ini sampai-sampai ketika mau menyanyikan lagu ini benar-benar bergeta karena merasa aku belum bisa sampai seperti lirik lagu ini. Sangat jauh dan mungkin sekalipun aku mau, entahlah, semua memang hanya anugerah jika kita sanggup. Lagu ini merupakan satu "theme song" tahun ini juga, berikut lagu-lagu yang lain yang liriknya nggak kalah "dahsyat" dari yang satu ini. lirik lagu-lagu ini benar-benar doa yang sejati, dan kalau asal-asalan dinyanyikan hmmm, nggak akan bisa nyampai juga "arti kedalaman lagu" ini.

Waktu pergantian tahun kemarin - yang rasanya benar-benar baru kemarin, nggak terasa kalau sudah menginjak tahun 2011 bulan Mei - aku menikmati lagu ini dalam doa tengah malam pergantian tahun, bersama streaming relay di RHEMARADIO ibadahnya JKI INJIL KERAJAAN. Bukan sekedar "menikmati" tapi benar-benar dibawa mengalami apa yang namanya PENYERAHAN DIRI. Dan seiring berjalannya waktu dan kesibukan yang begitu rupa, jujur saja, aku lupa saat-saat itu. Sampai akhirnya malam ini Tuhan juga ingatkan kembali. Hampir setengah tahun berlalu, dan sebagaimana janjiNYA dalam hidupku dan apa yang kuimani, bahwa semua "musuh-musuh"ku di tahun ini aku kalahkan (musuh-musuh dalam jargon kekristenan diartikan hawa nafsu kedagingan, amarah, kemalasan, kekurangan dan kelemahan2 kita ). Bahkan apa yang kutakutkan sekalipun akhirnya akan aku hadapi dan yakin menang bersama TUHAN.

Sunday, May 22, 2011

♥ Aku dan Rajaku♥

I LOVE this image... ini salah satu cover dari bukunya Bu IIN Tjipto, tapi juga sangat bagus dalam ilustrasinya.

Semerbak Narwastu penyembahanku
Di hadapan sang RAJA yang duduk di tahta
Membumbung naik korban hidupku
Suatu korban yang hidup dan berkenan

DibawaNYA aku di kebunNYA
Aku jadi kekasih RAJA
Dicurahkannya isi hatiNYA
Aku jadi sahabat RAJA

Mengepul naik dupa doaku
ke hadirat YESUS, RAJAku...
dibawaNYA aku mengiring joliNya
aku memerintah bersama Dia

KerajaanMU datang... KehendakMu jadi
Sekarang dan Amien!!

(Aku dan Rajaku, JKI Injil Kerajaan)

Beberapa hari ini aku lagi penasaran dengan kisah DONG YI, itu tuh yang lagi diputar di Indosiar. Jadi karena nggak sabaran nunggu ceritanya, aku cari recapsnya, alias sinopsis lengkapnya. Jadi kayak baca bukunya gitu, ngikutin sampai selesai. ehemmm, dan aku sangat terkejut tapi sukaaa bgt karena akhirnya Gadia polos namun sangat cerdas "berhikmat", tulus seperti merpati, cerdik seperti ular, punya integritas dan bisa dipercaya yang terlahir sebagai gadis biasa kelas bawah tapi akhirnya menjadi salah seorang Selir (sebenarnya dia dicalonkan menjadi Ratu, tapi karena satu dan lain hal demi orang lain, dia memilih tidak menerima jabatan Ratunya), bukan selir biasa, tapi Kesayangan Raja.

kalau berbicara tentang Raja dan Kerajaan bahkan cinta seorang Raja, di Alkitab banyak contohnya. Aku melihat si Dong Yi ini jadi inget Ratu Ester yang jadi kesayangan Raja, meskipun Raja punya ribuan selir. Apalagi Raja Salomo, yang punya istrinya ribuan gitu. Ckckckckckc... aku baru membayangkan kalau Raja punya dua istri aja udah "panas" apalagi kalau dimadu dengan ribuan cewek-cewek cantik sedunia????

bukan...bukan..
saat ini kita tidak sedang membicarakan "cinta" yang "itu". Bukan cinta nafsu yang kita bicarakan dengan theme song ini. Tapi sebuah ketulusan untuk menyenangkan hati RAJA DI ATAS SEGALA RAJA. Kalau melihat begitu intimnya Dong Yi dengan sang Raja, dan menjadi kesayangan Raja bisa membuatnya punya hak yang tidak didapati orang lain, yaitu KEPERCAYAAN SANG RAJA.  Hal itu baru terjadi dengan Raja yang ada di dunia ini, apalagi kalau menjadi kesayangan RAJA di atas segala raja.

Kalau mau jujur, hari-hari ini, bahkan bulan-bulan ini merupakan bulan yang berat bagi saya secara pribadi.
Kalau mau jujur, karena tidak ada yang tahu, aku merasakan apa yang namanya "Memecahkan buli-buli pualam di bawah kaki Sang RAJA" (untuk keterangan selengkapnya baca BAB 1 LADY IN WAITING*). Menyerahkan hidupku dalam tanganNYA. Aku sendiri sudah berkata bahwa aku memang tidak sanggup, tapi aku hanya meminta kekuatan dariNYA karena aku tidak akan lari atau sembunyi. Aku sudah cukup dipersiapkan dari jauh-jauh hari untuk "hal ini".

Hal ini,., ya... bagi semua orang diluarku, yang tidak mengetahui impian terdalam apa yang ada padaku mengenai "hal ini", semua hanya berkata, aku terlalu lebay hiperbolis, terlalu mengasihi diriku sendiri. Pernah sekali aku mengingkari bahwa aku "tidak apa-apa" tapi itu BOHONG. Tentu saja, aku masih ada beberapa hal yang harus dibereskan sampai tuntas. BUKAN! Ini bukan tentang PENGAMPUNAN. Pelajaran PENGAMPUNAN sudah aku terima jauh sebelum ini semua.

Pelajaranku kali ini adalah MEMECAHKAN BULI-BULI BERISI MINYAK NARWASTU MURNI DI BAWAH KAKI SANG RAJA.
Minyak Narwastu melambangkan minyak yang mahal harganya. Bagi tradisi orang Yahudi, seorang gadis yang belum menikah, memiliki masing-masing buli-buli pualam yang berharga berisi minyak Narwastu yang nantinya akan dipecahkan untuk mempelai Pria yang menikahinya. Betapa berartinya buli-buli itu sehingga harus dijaga baik-baik, tapi kemudian datang Gadis yang mengurapi Kaki Yesus itu dengan minyak dari buli-bulinya.

Dari sini, inilah terjadi. Gadis itu menyerahkan MIMPINYA, HARAPANNYA, SEMUA YANG ADA PADANYA untuk masuk pada PENYERAHAN TOTAL hidupnya untuk SANG RAJA.

Apa yang berharga bagimu???
Ada orang-orang yang memiliki keterikatan tertentu dengan benda seperti uang atau harta, atau keterikatan pada hal-hal duniawi lainnya, kekayaan, kepintaran, kuasa, bahkan seorang kekasih yang disayangi lebih dari mengasihi Tuhan itu sendiri bisa menjadi jerat.

Bagiku... cukup jelas apa yang menjadi "yang berharga bagiku". Aku pernah begitu mengingini, aku pernah begitu berharap lebih dari aku berharap kepada Tuhan, sampai teguranNYA terus datang padaku, dengan berbagai cara seperti di Kitab Ayub, Allah berfirman dengan berbagai cara, namun kita yang tidak sadar. Atau sebenarnya aku sadar tapi "pura-pura buta".

Dan harta yang berharga bagiku itu... Mimpi-mimpiku.
Aku merasa sangat puas sangat aku "menggenggamnya", karena mengira kehidupanku mendatang sudah tidak perlu cemas lagi karena ada "itu". Sedikit demi sedikit, aku mulai berpaling dari PENGHARAPANKU yang semula berpusat padaNYA. Aku tahu kalau akhirnya aku melihat "ini" semua sebagai suatu tanda bahwa MIMPI YANG DEMIKIAN ITU, AKU HANCURKAN NAK! DEMI KEBAIKANMU... LIHAT, INI HANCUR DI HADAPANMU. RELAKAN HATIMU UNTUK KU BENTUK. KARENA HANYA AKU RAJAMU, TIDAK ADA YANG LAIN!"

Kalaupun aku mungkin merasa kehilangan, sebenarnya lebih dari kehilangan seorang pribadi, aku kehilangan mimpi-mimpiku yang dibawanya pergi, bukan pribadi itu, tapi mimpiku. Ya, aku egois. oleh karena itu, semua mimpiku yang begitu egois harus dihancurkan sebelum aku bisa jadi pribadi yang hidup dengan mimpi dari Sang Pencipta. Mimpi yang lebih besar dari sekedar memiliki rumah dan keluarga sendiri yang nyaman dan aman. Entah apa itu....  I'll wait and see.

Terkadang untuk bisa menyerah sepenuhnya dengan kehendak Tuhan, ada yang namanya "penghancuran". Memang akan sangat lebih baik kalau dengan sukarela dan sepenuh hati kita lakukan lebih dulu daripada harus "dipaksa" untuk itu. Mimpi yang hancur yang kita anggap buruk dan menyakitkan untuk saat ini, memang. Tapi, jangan serta merta menyalahkan Tuhan atas apa yang terjadi atas kita (seperti aku dulu, jujur saja) tapi aku belajar, sesungguhnya manusia itu cuma tahu sekelumit saja tentang hidupnya. kita hanya berpikir kalau demikian akan terjadi demikian, dan yang ini akan begini, dan itu begitu. Padahal kita itu tidak tahu sama sekali, have no clue at all akan masa depan yang menanti kita, atau kebaikan apa yang akan kita tuai di hari depan jika saat ini kita melepaskan yang harus dilepaskan, atau menangkap, melakukan dan lain-lainnya sesuai kehendakNya. Sebelum masuk pada peremukan sehingga mimpi dan ambisi pribadi masih begitu kuat, kita tidak mungkin bisa masuk kehendakNYA dengan sempurna. Untuk ini, aku belajar sangat-sangat belajar. Dan sangat jauh dari sempurna.



Aku tahu ini bukan akhir, tapi baru the very beginning. Awal dari semuanya... dan aku akan bertahan. Karena begitulah sifat yang diajarkanNYA padaku. Karena apapun yang terjadi, aku tidak boleh lari. Tidak boleh menghindar, harus dihadapi, harus mau "diapa-apain" (ahhh, sebenarnya aku belum sampai disana, on the way!). Kecil kekuatanku? Ya memang. Tapi kalau aku terus bersama DIA, kekuatanku bisa lebih besar kan (ini intinya: tetap bersekutu dengan SUMBERnya!!!)


Bahkan beberapa saat yang lalu, nyaris saja aku tergelincir. Hanya karena ingin memenuhi ambisi pribadi yang begitu kuat dan keangkuhan hidup yang bisa aku dapatkan, aku hampir saja mengambil yang salah untuk mengganti yang hilang dariku secara instans. Dan begitu kuat, sampai aku berdoa agar membuatku sadar, bahwa semua itu semu. Apa yang kunikmati di dunia ini bagaimana mungkin bisa dibandingkan dengan cintaNYA padaku? Bagaimana aku bisa menggadaikan cintaNYA demi hal yang sangat-sangat semu?? Tidak! Tuhan sudah membayar hidupku dengan Nyawanya yang tidak mungkin dilakukan siapapun juga untukku. Benar kasih karunia da keselamatannya gratis bagiku, tapi aku membayar harga yang cukup "menggores loh hatiku" bagaimana mungkin setelah semua yang kualami denganNYA, dan hanya jatuh dengan sebuah kerikil kecil? Tidak!

Karena itulah, aku terlebih lagi saat ini benar-benar menata hati, mempersiapkan hati hanya untuk Sang RAJA yang sejati. Bukan Pangeran Gadungan. (akh... seperti kata Bondan... Ya sudahlah...) Karena saat ini, tiada yang lebih menghibur dan menyenangkanku kecuali CINTANYA. Dan Maaf, jangan menggerakkan cinta sebelum diinginNYA. (Dalam versi Pak Petrus Agung, ini ayat berarti : Jangan mengusik seseorang yang sedang "dalam hadirat TUHAN" sehingga membuat persekutuan yang intim dengan Tuhan jadi tersela.)
Benar.. DIA lah Ahasywerosku.. Rajaku, segalanya...


Cinta bagi sang RAJA adalah segalanya
Mungkin cintaku belum sempurna
Mungkin terlalu banyak cela...
Tapi Aku mau belajar untukNYA...

Rajaku...
Tarik aku di belakangmu,
letakkan aku tepat di jantung hatiMU
buat aku mengerti kehendakMu dan detak jantungMU...
Karena aku menghadap tahtaMu denga hati yang kubawa serta
KeindahanMu kurindu, CintaMu menjadi yang kunanti...

Bawa aku... Tarik aku... Genggam aku dalam hatiMu
Kutak mau lepaskan lagi...
semua cita, cinta dan asa
yang ada di dalamMU
karena Kaulah Satu.

-Lee Naomi-



*Aku berencana untuk membuat seri sinopsis (atau rangkuman, atau apapun) tentang Lady In Waiting. Keren ini buku! Terutama yang ingin membuat "masa penantian" menjadi bermakna di hadapan TUHAN. Jadi untuk di post ini, aku mungkin cuma "curhat" dulu. yang selanjutnya, aku sertakan "teori" dan referensi beserta pengalaman pribadi yang lebih mendetail. Gbu

Tuesday, May 17, 2011

Pride and Prejudice (part 2): The Accomplished women (Istri Idaman)

Selagi meneliti novel spektakuler ini (paling tidak bagiku), aku menemui banyak sekali social cases yang menarik untuk dibahas dan diperhatikan. Nah karena aku belum sampai di bab 4 untuk skripsiku, sekilas akan kubahas pandanganku disini. 

Selain kisah cinta yang romantis di antara Elizabeth Bennet dan Mr. Darcy, satu hal yang membuatku tertarik (dan berpikir) adalah kehidupan para wanita di abad itu. Semakin aku menganalisis isi dari novel itu tentang bagaimana wanita waktu itu (diperkirakan sekitar abad ke 18, nama eranya dikenal dengan REGENCY ERA – waktu Pangeran Regent memerintah di Inggris (Inggris! Bukan Salatiga!) hidup dan diperlakukan, rasanya semakin tertarik. Terutama tentang the accomplished women. Wanita-wanita harus memenuhi syarat-syarat tertentu untuk bisa dikatakan “layak” dipersunting sebagai istri. Dan pada jaman itu, wanita tidak punya pilihan pekerjaan dan pendidikan yang layak, sehingga satu-satunya cara untuk mendapat uang (security finance: aman dalam hal keuangan, ada yang nanggung biaya hidupnya) cuma kalau mereka menikah. Tidak heran kalau bangsawan atau saudagar lajang yang incomenya besar jadi rebutan.  

Nah kalau mau mendapat seorang pria kaya yang punya gelar dan berpenghasilan lebih dari cukup, para wanita harus berlomba untuk menjadikan diri mereka seseorang yang pantas direbutkan  hatinya.  Masalahnya, “syarat kelayakan” itu menurutku little bit riddicolous (terutama untuk wanita jaman sekarang sih). Syarat tersebut di antara lain : harus bisa menyanyi, bermain piano, bernyanyi, menyulam (menjahit, bordir dan segala macamnya pekerjaan tangan), melukis, berdandan, merias diri, sikap dan perilaku yang gracefully (bahkan cewek yang namanya GRACE jaman sekarang aja belum tentu lemah lembut! – no offense, cuma pengandaian) 

Hmmm, kalau kamu hidup di jaman Jane Austen (pengarang novel Pride and Prejudice) kira-kira kamu masuk standart kelayakan wanita nggak?? 
lady Catherine De Bourgh




“Do you play and sing Miss Bennet?”
“A little”
“Oh then sometime or other we shall be happy to hear you. Our
piano is a very good one-probably much better than do your sisters
play and sing?”
“One of them does”
“Why did you all learn? You ought to all to have learned. Do you
draw?”
“Not, not at all”
“What, none of you?”
“Not One”
“That is very strange, but I suppose you had no opportunity. Are
any of you out of society? Miss Bennet?”
“Yes, all of them”
(Page 47)

Lady Catherine De Bourgh mulai menginterview Elizabeth waktu Elizabeth mampir ke estate-nya. Si Lady ini adalah tokoh antagonis di novel ini. Antagonis yang normal untuk seorang wanita kelas bangsawan yang nggak mau melihat keponakannya menikah dengan wanita dari kalangan menengah. Hello! Jangankan jaman dulu yang sistem kelasnya masih alot dan konservatif, jaman sekarang yang sudah lebih maju dalam pemikiran aja masih ada aja model begituan. Harta jadi pembanding dan alat penentu kelayakan seseorang menjadi “menantu” sebut saja artis indonesia yang lagi gencar-gencarnya diberitakan. No offense (again) emang bibit, bebet dan bobot dipertimbangkan tapi bukan sebagai patokan mutlak kalau menurutku.

Menurut Lady De Bourgh, seorang wanita yang berkelas dan berpendidikan adalah seseorang dengan kepandaian bermain musik dan bernyanyi, lainnya harus bisa menggambar dan menjahit. Nah kalau nggak bisa itu semua, bisa dikatakan wanita itu nggak layak mendapatkan pria terbaik. Wow, wanita jaman itu sepertinya harus menjadi seorang “idol” dulu baru bisa menikahi pria berkelas dan berduit. Segala kriterianya mengingatkan kita pada ajang pemilihan bakat kan? Padahal si Elizabeth ini sukanya membaca buku dan dia nggak kalah pintar, bahkan paling cerdas di antara saudari-saudarinya. Tokoh Elizabeth Bennet sendiri dinilai adalah sebuah penggambaran dari pribadi Jane Austen, penulisnya. Sebagai sesama penulis, memang sih lebih banyak dari tokoh cerita yang dibuat begitu menyerupai karakter kita. Beberapa novelis mungkin akan memilih karakter yang sama sekali bertolak belakang dengan dirinya tapi style penulisan yang dipakai tetap menggambarkan si penulis sendiri. Believe me pals, style never lies!




Lets take these accomplishments into our era...


Masuk ke era kita yang katanya suka modern, memang, wanita tetap adalah wanita. Meskipun berprofesi sebagai sopir bajaj pun tetap seorang wanita yang harus memiliki “standart kelayakan”. Kalau di eranya Jane Austen harus bisa main musik bla-bla-bla, kalau di era kita harus bisa 3M: Masak, Macak, Manak! (memasak, berdandan dan beranak... ehm,,, melahirkan anak, maksudku!) paling tidak itulah yang terus didengungkan Mama dan Emak kepadaku untuk membangun sebuah pondasi kewanitaan yang sejati di dalamku (halah, apa sih ni kata-katanya!) 

Dan tentu saja, apakah tanpa ketiga hal itu (3M yang kutahu) kita tidak bisa dibilang wanita yang “layak dinikahi”?? 

Bahkan kalau kita tidak atau belum menikah, apakah itu juga membuat kita menjadi wanita yang “tidak utuh”? 

Apakah kalau kita tidak bisa merias diri atau malah suka bergaya tomboy, apakah kita tidak dikatakan wanita “sejati”??

Tanyakan pada diri kita, apa itu wanita utuh? Wanita sejati atau wanita yang layak dinikahi? Benarkan kehidupan seorang wanita baru dimulai ketika menikah? Lalu sebelum menikah, apakah seorang wanita (cewek, gadis, perawan) tidak dikatakan “hidup”??

lady in waiting-cover
Ada satu buku yang sangat bagus membahas pertanyaan-pertanyaan di atas dipandang dari sudut Christianity. Judulnya LADY IN WAITING. Di buku ini mengungkapkan betapa kita itu berharga sekali lebih dari semua syarat kelayakan sebagai wanita atau kesejatian sebagai wanita. Dan pandangan bahwa wanita hanya berharga jika sudah menikah itu DITOLAK MENTAH-MENTAH (aku percaya pandangan ini juga berasal mulai dari jamannya Jane Austen yang menilai gadis di atas umur 25 tahun yang belum menikah dikatakan “old-maid” perawan tua, dinilai lebih rendah karena tidak memiliki “financial security” yang pasti).

Benar, wanita berhakekat menjadi seorang wanita dalam artian kita tunduk pada suami, mengatur rumah tangga, menolong suami dalam segala keperluan rumah tangga, melahirkan keturunan dan mendidik anak-anak, tetapi sebelum itu semua terjadi dalam hidup kita, sebenarnya apa yang kita lakukan? Sibuk mencari jodoh? Sampai-sampai bisa membuat daftar dan memilah-milah teman cowok kita siapa saja yang pantas dijadikan calon suami dan siapa yang tidak pantas, sehingga tidak ada lagi yang namanya “pure friendship” (itu aku secara pribadi sangat tidak suka! Aku lebih suka menyukai seseorang dengan natural, dimulai dari sebuah “persahabatan murni” sehingga apapun yang terjadi nantinya, kita tidak tahu, tapi motivasiku benar-benar untuk berteman) 

Banyak dari kita menghabiskan waktu berharga ketika kita remaja sampai menjelang usia matang untuk menikah, membuang-buang waktu mengkhayalkan seorang pangeran datang padanya dengan Mobil Jaguar dan mengajaknya menikah, tapi kemudian menangis berbulan-bulan karena ternyata pria itu Pangeran palsu! (Aku termasuk salah satu gadis itu, tapi aku rasa aku tidak berpandangan sesempit itu saat ini) 

Hidup kita tidak dimulai ketika kita sesudah menikah saja! Hidup kita dimulai ketika kita mengerti tujuan hidup kita yang sebenarnya! (dan jangan bilang kalau tujuanmu adalah menikah dan punya anak!) 

Cobalah saat ini, selagi kau menunggu jodoh yang dikirim Tuhan padamu (yakinlah TUHAN mendengar semua seru doamu dan nyanyian munajat cintamu tiap malam “Tuhan kirimkanlah aku kekasih yang baik hati... yang mencintai aku, apa adanya.”..::jreng-jreng, gitaran::) kau serius dengan hidupmu. Kalau kau sedang mengejar karier, lakukan itu dengan sungguh-sungguh dengan motivasi bahwa apapun yang kita lakukan nantinya pasti berguna bagi kita dan menyenangkan TUHAN (jadi jangan bermotivasi hanya untuk “mengisi waktu” menunggu jodoh, emangnya lagi ngantri di dokter, lu bisa maen2 games sampai hp lowbet??!!). 

Are You ready??
Lalu sebelum “Pangeran” kita datang, yakinkan dirimu bahwa kamu adalah seseorang yang “pantas” bersanding dengan pangeran itu karena hatimu. Aku tidak bilang, kamu harus bisa menari, main musik, masak, momong anak dsb. Itu skill yang bisa dipelajari sebelum atau sesudah kita menikah (aku termasuk malas belajar masak, sekalipun kalau aku mau gitu, pasti bisa juga, karena Mama dan Emakku jago masak) tapi yang terpenting adalah kesiapan jiwa dan rohanimu untuk hidup bersama. 

My previous relationship mengajariku hal ini juga. Aku tidak tahu whether dia itu pangeran atau bukan (yang pasti dalam arti yang sebenarnya, di bukan “PANGERAN”) tapi yang pasti waktu menjalin hubungan dengan dia, aku tahu aku belum siap. Ketidaksiapan seseorang bisa jadi karena sisa masa lalunya (ingat ladies! Sebelum menjalin hubungan yang baru dengan orang yang baru, pastikan yang lama sudah benar-benar berlalu! Jadi tidak meracuni kita dengan hubungan yang baru ini. Jadi hentikan pandangan bahwa cara yang terbaik untuk melupakan mantan adalah cari yang baru! Kalau aku sih nggak setuju, disamping tambah cari penyakit, aku tahu KEBENARANNYA). 

Contoh yang paling konkret di pengalamanku. Aku pernah mengenal seorang lelaki yang sangat playboy dan kata-katanya tidak bisa dipercaya. Berhubungan dengan dia membuat aku sangat sakit hati (sampai turun 20kg – ini rahasianya! Puas? Jangan tanya lagi!). Setengah jalan menuju penuntasan masalahku dengan dia, aku bertemu dengan mr.X (baca: memoir...). Sebenarnya tidak ada yang salah dengan dia (Mr.X), tapi mungkin aku masih “keracunan” akan pemikiran bahwa cowok itu dimana-mana playboy dan tidak bisa dipercaya, suka gombal dan suka selingkuh. Sampai akhirnya dengan mudah, pertama kali aku curiga pada si X ketika seorang temen ceweknya (mr. X lebih banyak punya temen cewek daripada cowok, which is make me Gerah!!) berkata “hati-hati lho me... dia itu nakal waktu di kuliah, temen ceweknya banyak.” Dan salahnya aku, aku tidak (belum) mengenal X dengan sepenuhnya sebelum aku menerimanya jadi bf sehingga dengan mudah aku terkecoh. Ditambah lagi si X sering juga keluar kota dan faktor X lainnya yang suka manas-manasin, wah wah wah beginilah akhirnya. Padahal akhirnya aku tahu dia orangnya setia. Tapi semua sudah terlambat karena aku sudah bikin dia gerah dengan ocehanku dan cemburuku. Hahaha... silly? Yes it was! Tapi aku menarik pelajaran yang sangat berharga. “mungkin benar, A prince shouldnt have to marry a Princess, he could marry a Pauper (fisikly) because he cant deny his fate” tapi seorang “pangeran” tetap mencari “hati seorang putri” ,”sikap dan keanggunan seorang putri”, “jiwa dan kerohanian seorang putri” bahkan dalam sosok seorang Pauper itu sendiri.

Selanjutnya, (Buat anak-anak Tuhan terutama) Wajib baca buku LADY IN WAITING kalau ingin “selamat” dalam masa penantian. Highly recommended! Sehingga kita tahu dan sadar, meskipun kita ini kadang tomboy atau girly, menikah ataupun belum, single atau double, lembut atau kasar, semuanya tetap wanita! Kita tidak bisa berkata bahwa yang tidak pakai rok itu bukan wanita sejati, tapi kalau yang pakai rok itu wanita sejati, atau berkata kalau yang nggak bisa dandan itu bukan wanita sejati atau yang tidak bisa punya anak itu bukan wanita utuh. Ingat! Kita wanita sejati atau utuh jika kita berlaku, berpikir, berbuat, mempunyai hati seperti yang Tuhan mau kita lakukan dalam hidup kita (Lady in Waiting, page hmmm, aku belum buka lagi, nti deh aku liat lagi ya halamannya hehe!) contoh realnya: jika Tuhan menyuruh kita tidak menaruh dendam atau disuruh mengampuni orang yang bersalah pada kita, ya kita lakukan. Dan itulah yang Tuhan mau dalam hidup kita, sehingga bergaya apapun kita, bermodel apapun kita, bagaimanapun status kita, kita adalah wanita sejati! Wanita yang memenuhi syarat naik buat para Pangeran yang menantikan kita dan bagi TUHAN!!

I will trust while I wait

Cause my God is never late!

-Lady in Waiting-
“Mungkin benar, A prince shouldnt have to marry a Princess, he could marry a Pauper (fisically) because he cant deny his fate” tapi seorang “pangeran” tetap mencari “hati seorang putri” ,”sikap dan keanggunan seorang putri”, “jiwa dan kerohanian seorang putri” bahkan dalam sosok seorang Pauper itu sendiri.” – Lee Naomi –

Sunday, May 15, 2011

Pride and Prejudice :: ♥ Jatuh Cinta pada Mr.DARCY!!!! ♥

WHOOOOAAAA.... FANSKU PASTI PATAH HATI MEMBACA JUDUL DI ATAS!! heheheheh ::narsis.co.kr:: 

guess who is he??? 
kalau penggemar sastra dan suka novel berbahasa Inggris classic (bahasa kerennya :JADUL!) pasti tahu (paling nggak pernah denger lahhh... ) PRIDE AND PREJUDICE

.
Pride and prejudice

Nahhh...sudah hampir setahun ini aku bergumul dengan novel dan film ini demi keperluan SKRIPSI ku.  Dari yang membedah karakter-karakternya, social backgroundnya, culture and customs-nya, alur cerita, sifat-sifat dan lain-lain. Jadi benar kata orang "tidak kenal maka tidak sayang". Saking "kenalnya" aku dengan novel ini, sampai bener-bener jatuh cinta pada tokoh si Mr. Darcy (nggak cinta cinta gituuu sih... apa ya? hmmm, bisa dibilang nge-fans or simpati gitu) 

Si Mr. Darcy ini ceritanya Mr.cool tajir yang nggak pandai bergaul, arrogant, dan nggak pandai berbasa-basi ma orang yang belum dikenal. Gara-gara neliti ni novel, (ngelihat di wikipedia) aku baru tahu kalau HANA YORI DANGO a.k.a F4 a.k.a BOYS BEFORE FLOWER a.k.a Cinta cenat cenut itu bertema sama ama Pride and Prejudice. Emang nggak sama-sama banget, secara Mr. Darcy nggak punya geng cowok-cowok keren kayak SM*sh atau F4 kali. tapi pada tema ceritanya tentang kelas sosial yang menjadi penghalang di antara dua insan yang sedang jatuh cinta (jiahhh bahasanya...).

Mr.Darcy

Sebenarnya apa sih yang kusukai dari Mr. Darcy and Pride and Prejudice ini sampai menjadi novel yang aku pilih menjadi KARYA BESARKU di akhir perkuliahanku??

Ada banyak hal yang bisa aku pelajari dari Novel dan Film Pride and Prejudice ini, baik dari sifat-sifat tokohnya seperti Elizabeth Bennet yang tergolong sangat cerdas, berpandangan luas, non-conservative, punya integritas yang tinggi. Sekali dia nggak mau sekalipun dipaksa, dia tetap teguh mempertahankan dirinya. Sedang Mr. Darcy hmmm... aku tahu ni cowok pasti idaman cewek-cewek manapun (yahh semua tergantung persnal taste sih) Bukan tajirnya yang bikin Elizabeth (dan aku!) meleleh tapi sifatnya yang gentleman itu lho. Gentle kan berarti lembut. jadi ni cowok dibalik mukanya yang garang and arrogant tapi hatinya lembutt (stop sampai disini! lembut disini berarti baik lhooo...bukannya lembek alias ehem, banci!) 
Mr.Darcy at Rosing

Buktinya, si Elizabeth kan udah nolak dia ni (baca:Pride and Prejudice atau tonton aja deh, mungkin agak boring alur ceritanya tapi si cantik Keira Knightley pasti bikin melek dahh!)  tapi si Darcy masih aja tuh dengan sukarela, senang hati membantu keluarga Elizabeth untuk adiknya yang kawin lari itu. so sweet bgt emang ni cowok! Apalagi kalau udah pada nonton filmnya ni... keren lho setting-setting tempatnya. Meskipun filmnya classic tapi gambar, fashion, dan latar belakang yang dipakai nggak jadul kayak film tahun 80an gitu. nggak! keren bgt malah! Tempat dimana Darcy menyatakan cinta pertama kali ama Lizzie. Keren!! Apalagi Pemberley (rumahnya akang Darcy!) kereennnnnn bgt!!

ehem... kembali pada novel ini (maaf, ngatur isi ni tulisan meloncat-loncat, asal aja sih). Ada beberapa hal yang begitu mengena padaku tentang isi novel ini. 

1. Dont Go with the rest if you can get the best!
    Ini keren banget! Ceritanya nih, bapaknya Elizabeth kan punya keponakan laki-laki, Mr.Collins namanya. nah si Collins ini kalau di film digambarkan pendek, aneh, penjilat, nerd, meskipun pendeta tapi nggak keliatan kharismanya. Lha si Collins suka mulanya sama si Jane, kakaknya Elizabeth, tapi berhubung Jane sudah ditaksir Mr. BIngley, Collins beralih ke Elizabeth. Ceritanya Collins ngebet pengen cepet-cepet nikah gitu. Nah si Mamanya Lizzie yang juga ngebet pengen anak-anaknya cepet menikah, ya tentu saja mendukung banget biar si Lizzie cepet married, akhirnya nggak pandang bibit, bebet, bobotnya si Collins Mama Bennet sudah memaksa Elizabeth menerima pinangan Collins. Untung banget deh Lizzie benar-benar kuat pendiriannya dan nggak mau nuruti si Mama, kalau saja Lizzie mau married ma Collins wah ceritanya Cinderella sudah habis juga. Nggak bakal sama Mr.Darcy yang seribu kali lipat lebih baik daripada si Collins. 

Disini kalau buat aku, aku bisa mengambil moral value, bahwa sometimes kita harus berani menolak yang namanya "tawaran" apapun itu (bisa jodoh,pekerjaan,dll) yang sebenarnya asal bgt dan nggak kita banget deh! oke, disini konteks utamanya cari jodoh. Nah,kalau cuma buru-buru takut ketuaan trus nabrak-nabrak cari jodoh, asal cakep dikit, asal tajir dikit, asal baik dikit, tapi nggak seiman, tapi ada banyak hal yang sebenarnya nggak sinkron ma kita, HATI-HATI! kita bisa nyesel nantinya. Lebih baik menolak sesuatu yang ditawarkan orang yang tidak sesuai dengan hati kita. Dari pada kehilangan Mr.Darcy yang terbaik buat kita.


2. A Father's love : He wont let you go with someone who don't deserve you!
‘Well, my dear,’ said he, when she ceased speaking, ‘I have no more to say. If this be the case, he deserves you. I could not have parted with you, my Lizzy, to anyone less worthy.’

ini cuplikan perkataan Mr.Bennet, Bokapnya Lizzy waktu Lizzy memutuskan married dengan Mr.Darcy karena cinta! so sweet! a Father's love itu kayak gitu ya... btw, Elizabeth itu juga putri kesayangan Papanya, karena yang paling mirip dengan Papanya. Paling pintar dan suka membaca juga kayak Papanya. Makanya, Papanya malah membela Lizzy waktu Mamanya mojokin Lizzy buat married ama Collins. Dan perkataan beliau ini lho...bikin lumer. Seorang Bapa tidak mungkin membiarkan anaknya menikahi, end-up, hidup dengan orang yang TIDAK PANTAS mendapatkan putrinya. 

Nah kalau cerita ayah yang sederhana dalam novel saja bisa seperti itu, palagi BAPAmu yang di surga. DIA lebih lagi nggak pengin kamu memilih orang yang salah untuk menjadi tambatan hati dan pasangan hidupmu. DIA nggak akan rela kalau putri kesayangannya hidup dengan orang yang salah, YANG NGGAK PANTAS MENDAPATKAN KITA. WHO DONT DESERVED US!
 
Dari film dan novel ini lebih banyak lagi yang bisa kita peroleh. tapi sementara ini, dua itu aja dulu deh. direnungkan baik-baik and setelah itu boleh deh baca novel ini (berbahasa inggris sih hehehe) dan nonton filmnya. kerenn kok! nggak bakal rugi dah!

 -to be continued-
Dont go with the rest if you can get the best
Your FATHER may not allowed you to go with someone who DONT DESERVED you

-Lee Naomi-



Partners