Wednesday, October 26, 2011

Empat senjata favorit musuh


Terobosan sangat berkaitan dengan peperangan rohani. Seorang Hamba Tuhan bernama Jim Goll menyampaikan bahwa ada 4 senjata favorit nya iblis di akhir zaman, yang digunakan oleh iblis untuk menghalangi gereja mengalami terobosan.
4 senjata favorit iblis ini disingkat "4D":

  • Delay (Penundaan)
Tujuan iblis ialah dengan senjata “penundaan” ini ialah untuk melemahkan kerinduan kita akan Tuhan, supaya kita ketinggalan pergerakan Tuhan. Puji Tuhan Saudara yang ikut dari awal pergerakan Tuhan, kita bukan yang ketinggalan, tapi kita harus hati-hati dengan yang namanya delay (penundaan) yang dari iblis ini. Cara kerjanya adalah ketika kita mendengar firman yang membangkitkan roh kita, tapi setelah itu pikiran kita ditembak oleh panah api si iblis, sehingga kita akan berpikir "ah entar aja", "nanti aja". Iblis akan berusaha untuk kita menunda melakukan perintah Tuhan. Iblis mau delay karena tahu waktunya sudah sangat singkat, tapi dia mau buat seolah-olah waktunya masih panjang, sehingga banyak umat Tuhan tertipu dengan penundaan-penundaan ini.

  • Deceit (Penipuan)
Strateginya adalah melalui seduction (godaan), supaya kita tidak melakukan kehendak Tuhan dan supaya kita tidak mengalami janji-Nya. Janji Tuhan adalah tahan 2010 adalah Tahun Terobosan. Iblis tidak ingin kita mengalaminya. Israel dipimpin Musa mengalami terobosan keluar dari Mesir, keluar dari penjajahan sekian ratus tahun. Mereka tidak mengalami breakthrough yang selanjutnya yaitu masuk ke tanah perjanjian karena mereka ditipu. Saudara yang dikasihi Tuhan, bagaimana cara iblis menipu umat Tuhan? Yang paling utama adalah dengan memutarbalikkan Firman Tuhan. Korban dari strategi deceit ini adalah mereka yang tidak mengerti Firman Tuhan. Oleh sebab itu, adalah sangat penting bagi kita untuk mengerti Firman Tuhan. Kita menggali terus menerus Firman Tuhan agar tidak mudah ditipu. Ingat Adam dan Hawa, bagaimana Iblis memutarbalikkan Firman dan akibatnya mereka tertipu dan jatuh dalam dosa.

  • Disappointment (Kekecewaan)
Tujuannya yang pertama adalah untuk memutuskan keintiman dengan Tuhan dan hubungan dengan sesama. Waktu Iblis lihat kita mendapatkan suplai dari sorga yaitu kekuatan, berkat, anugerah dari Tuhan terus menerus, Iblis tahu bahwa itu bersumber dari hati yang terus menerus berkenan di hadapan Tuhan. Jadi Iblis akan bikin macet dengan memancing kita untuk memakan “umpan kekecewaan” sehingga hati kita tidak lagi berkenan, dan suplai aliran kehidupan itu terputus, sehingga kita tidak mengalami damai sejahtera, berkat, pertolongan, dan semua yang kita butuhkan. Kedua, kekecewaan juga menjebloskan kita dalam suatu “kerangkeng rohani” sehingga iman kita tidak pernah bertumbuh.

  • Distraction (Kekacauan)
Tujuannya yang pertama untuk menciptakan error secara rohani. Kalau kita sedang menggunakan komputer dan tiba-tiba komputernya error, kita tentu tidak bisa melanjutkan pekerjaan. Waktu hidup kita, rumah tangga, pelayanan kita ada yang error, tentu tidak bisa jalan terus. Karena itu kita harus hati-hati, goal utama dari setiap serangan Iblis adalah menciptakan broken focus. Ketika Musa memimpin orang Israel, mereka melakukan banyak kegiatan tapi itu semua hanya membawa mereka berputar di padang gurun 40 tahun. Mengapa? Karena fokus mereka buyar, mereka menyimpang ke kanan ke kiri, tidak tekun dan setia pada Tuhan. Perhatikan hidup kita, jangan sampai fokus kita kacau, sehingga prioritas hidup kita juga salah. Tuhan menghendaki agar kita memiliki prioritas: carilah dahulu kerajaan Allah dan kebenaranNya, maka semuanya akan ditambahkan kepadamu.

Source : here

Monday, October 24, 2011

Wajib Militer

Aku tahu... aku di tengah dua pilihan berat yang harus aku pilih, sesegera mungkin.
Biarlah ini menjadi isi hatiku yang terdalam yang mungkin tidak bisa tersampaikan dengan lugas kepada Mama, Papa dan keluarga tercinta.


Seperti prajurit yang siap bertempur di medan perang, umpamakanlah aku seperti itu. Karena di tengah desingan peluru dan perang mencapai kemerdekaan sejati demi kota, bangsa dan dunia itu yang segera ku hadapi. Di tengah segala kebanggan dunia akan mataeri yang berlimpah, pengejaran akan hal itu. Aku memilih masuk camp dan mengikuti "wajib militer". meninggalkan semua kebanggaan dan "keartisan"(read-keangkuhan dunia)ku (umpamakanlah aku seperti Rain yang tengah wajib militer). Mungkin untuk sementara waktu aku akan terlihat begitu pasif dan egois. Tapi sebenarnya di camp itu aku akan berlatih dengan sungguh-sungguh. Ijinkan aku pergi... Bahkan jika hatimu tak setuju, at least, biarkan aku pergi. Karena bukan hanya nama keluarga yang ku emban, tanggung jawab atas plakat GP yang kuterima, tanggung jawab sebagai PASUKANNYA. Negeri yang baru sedang dibangun, sedang dipersenjatai dan diperkuat segala armadanya, pasukanNYA diajari melenturkan busur dan panah, menembakkan bazooka dan merebut tanah perjanjian.

Aku tidak merasa hebat karenanya. Aku tahu jika aku bisa melewati hal ini dan benar-benar masuk dalam campNya, itu karena anugerah. Aku ini bisa apa? bertemu orang, aku malu. Berbicara, aku gagu (secara konotasi) "anu ... anu... ehm dan ahm.." bagaimana jadinya aku nanti, biarlah saat ini menjadi misteri. Karena yang kupercaya, RancanganNYA lebih tinggi dari rancanganku sendiri. Mungkin aku bisa merancangkan, setelah ini memiliki kekasih, bekerja dengan nyaman dan aman di sebuah lembaga kenamaan, menikah dan punya anak. that's it??? Di tengah semua deru dan seruan PASUKANNYA yang membakar hatiku, PANGGILANNYA YANG BEGITU ANUGERAH BUATKU, bagaimana aku bisa hidup "damai" seolah mengatakan KEGERAKAN DAN LAWATANNYA itu hal biasa??? AKU TIDAK MAU MENJADI ORANG AUTIS YANG HANYA MELIHAT KEGERAKAN DAN LAWATAN TERBESARNYA MELINTAS DI DEPAN MATA TANPA IKUT TERJUN DI DALAMNYA.

Mama,
Jika suatu saat kau hendak berkata, "Anak kurang ajar, dididik dan dibesarkan, tapi tak pernah menyukakan hati orang tuanya." Ingatlah hari dimana aku tak lagi menjadi putri kesayanganmu karena aku memilih mengikutiNYA. Mungkin aku memanggilmu mama dan papa, tapi hati kita tak menyatu, berbeda visi dan misi, berbeda pandangan dan falsafah hidup. Tapi itu tidak menutup sebuah hubungan darah. Aku ingin memelukmu. Aku ingin membahagiakanmu lebih dari semua anak-anakmu. Aku yang paling mirip denganmu, mewarisi sifat dan talenta Mama sebagai penulis, mewarisi wajah yang manis dan diakui sebagai gambaran Mama di masa kecil. Aku ingin membuatmu tersenyum. . . tapi aku tidak akan mempersembahkan harta kekayaan yang besar saat ini, aku mau hidupku dipakaiNYA untuk menarikmu kembali mengikutNYA. 
"Lihatlah! Anakmu aku pakai sebagai gantimu, AKU panggil anakmu menjadi milikku, itu karena kau dulu telah meninggalkanKU. Kau bisa tidak setia, tapi anakmu akan KU panggil untuk menjadi yang militan di hadapanku, menjadi yang taat dan setia. Jadi janganlah kau berkata tidak boleh. Dia milikKU, dan suatu saat kau juga akan kembali. Dengan mata kepalamu sendiri kau akan melihat, inilah kesetiaan yang sejati. Inilah yang KU rasakan ketika anakKU jauh dariku, meninggalkanKU, tak menghiraukan AKU, tidak mau mendengarkanKU. Itulah yang kau rasakan kini, yang AKU rasakan karena engkau pergi dariKU."

Aku mencintai kalian, aku mengasihi kalian. Tapi ekspresi cintaku lebih dari membagi harta dunia, tapi aku ingin bersama kalian di kekekalan. Aku tidak mau melihat kalian berlainan tempat denganku nantinya. Datang padaNYA dan percaya. Anakmu secara daging ini adalah saksi hidupNYA. Aku menyerahkan hidupku padaNYA, dalam pemeliharaanNYA, sebagai hambaNYA. 

CintaNYA yang bagimu hanya semata-mata itu, buatku adalah segalaNYA. 


-Lee Naomi-

Satu Orang Bisa Buat Perubahan


Hidup kaya raya itu bukan visiku saat ini, tapi aku mau kelimpahan yang sejati yang ada di dalam hati. Dengan uang 100ribu saja aku bisa merasa kaya karena aku bisa melakukan banyak hal yang memberkati orang lain dengannya. Sebungkus nasi cuma 3000 rupiah dan aku bisa bagikan untuk jadi berkat bagi orang yang lapar. Mungkin 100ribu tidak ada artinya jika aku masuk mall dan berbelanja segala rupa. Tapi buat penjual angsle di perempatan itu, 100ribu bisa menjadi modal untuk jualan mereka berhari-hari. Aku tahu pada dasarnya aku pelit dan sangat irit, doyan berbelanja tapi tak suka memberi. Tapi sekarang ketika hendak berbelanja segala yang tidak perlu, hatiku tidak nyaman dan merasa bersalah. Aku masih membiarkan Emakku yang butuh ini dan itu sendiri. Aku menghabiskan semua penghasilanku untuk foya-foya, sementara uang listrik dan air belum dibayar. Kini aku tahu, aku belum dewasa. 

Mungkin karena itu, Emak, Mama dan Papa belum melihat perubahanku selama ikut Tuhan. Mereka, tidak memungkiri, akan sangat melihat perubahanku yang mendasar. Semakin sabarkah aku? semakin pengertiankah? semakin tidak pelit?? Ataukah aku dinilai hanya seseorang yang tiap hari keluar masuk gereja, katanya pelayanan, tapi tidak pernah benar-benar "melayani" di keluarga sendiri? tidak pernah menjadi berkat bagi orang terdekat. 

Mungkin saat ini, my baby steps will be unstable... but, won't stop, won't give up... I'll start from the very little things and grow bigger in HIS acceleration 
Benar, 
Jika aku benar-benar mau jadi JalanNYA, aku tak perlu menuntut orang lain melakukan ini dan itu. Aku lakukan sendiri dengan taat dan setia. Mereka melihat dan menjadi percaya. Well, itu teorinya.
Ini bukan saatnya berteori tapi bergerak.
Untuk itulah, aku melangkah...
dengan iman...
dengan kasihNYA
dan anugerahNYA
urapan, kuasa dan otoritas...
Aku sambut pribadiku yang baru...
yang lama telah berlalu, sesungguhnya yang baru telah datang!!!

By HIS grace.
Naomi

Sunday, October 23, 2011

Deklarasi 28 Oktober 2011 - 83 Tahun Sumpah Pemuda

Deklarasi 28 Oktober 2011 - 83 Tahun Sumpah Pemuda


Dengan anugerah dan kasih sayang Tuhan, kami bangsa Indonesia percaya bahwa bangsa Indonesia adalah bangsa yang:

1. Bertaqwa kepada Tuhan, memuji, menyembah dan mengagungkan Tuhan di atas segala tuhan. Memiliki kerinduan yang besar akan kebenaran, mengalami jamahan dan lawatan Tuhan yang dashyat.

2. Mengasihi sesamanya tanpa memandang suku, ras dan agama. Ramah dan murah hati serta berbelas kasihan sehingga terhormat di antara bangsa-bangsa lain.

3. Dengan tulus saling membantu sesama, bersatu dan sepakat membangun negeri. Memaafkan dan melupakan semua dendam, iri hati dan kepahitan yang pernah dialaminya. Perbedaan yang ada adalah sebuah karunia Tuhan, yang menjadi kekuatan dan bukan penyebab perpecahan maupun kehancuran.

4. Keluar dari hutang yang besar, kemiskinan, kebodohan, kemalasan, ketidakadilan, kutuk serta luka-luka bangsa di masa lalu baik akibat penjajahan maupun kekerasan serta kerusuhan.

5. Tidak ada lagi awan kegelapan, ikatan dengan kuasa gelap yang mencengkeram. Semuanya sudah dipatahkan, sehingga merdeka jasmani dan rohani.

6. Mampu mewariskan kekayaan dan kemakmuran kepada generasi berikutnya. Mampu mengelola dan mengembangkan semua sumber daya manusia dan alam yang begitu limpah sehingga menjadi yang terunggul di dunia.

7. Sejahtera lahir batin, menjadi manusia yang dipulihkan seutuhnya baik roh, jiwa dan tubuh. Berkarakter mulia, bekerja keras, cerdas dan berintegritas.

8. Mengalami keajaiban dan perlindungan Tuhan sehingga terluput dari semua bencana alam maupun kerusakan akibat perubahan cuaca.

9. Menggenapkan rencana dan tujuan kekal yang ditetapkan Tuhan dengan masa depan yang penuh harapan. Menjadi negara yang makmur, ternama, terpuji dan terhormat. Menjadi lumbung pangan buat dunia dan menguasai dunia. Amin!

Saturday, October 22, 2011

ONE MORE HOPE

For one more time in my life
Please remind me how great your love for me
The day when you save me from the brokenness
The day when you bring me back to life 
The day when my losing hope was found in Your arm
Take me back... take me back
I will never let YOU go
For your love is all I need
No matter how far, no matter how hard
YOUR love is my only reason

Please remind me, when you walk by and decide to save me... once more...
to get me home with YOU
my savior, my Master, My Lord...

My soul was empty
my heart was broken
When YOU shown YOUR LOVE and lifted me up
You gave me one more breath on my lungs
You gave me hope...


Here I stand in YOUR presence
YOUR rock of salvation
YOU are My hope

Cause I do believe that YOU ARE ABLE ...

-Lee Naomi-

Monday, October 17, 2011

UNSTOPPABLE!!!

"Setelah ini lha cari kerja yang penghasilannya banyak dan mumpuni ya..."
"Kurangi datang ke gereja toh... Kan sudah saatnya kerja. Kan nggak mau jadi pendeta ae lho, setiap hari kok ke gereja!"
"Tuhan kan ada dimana-mana. Kenapa harus ke Semarang dulu ikut KKR lah inilah itulah!"
"Lha terus nanti kerjamu kapan? Apa rohani terus yang dipikirin? Lha keluargamu gimana? Aku juga masih butuh biaya, Emak udah nggak kerja!"
"Wah, Nadia yang dipikirin cuma rohani aja yah. Hebat! Kalau kami sih, yang penting dompet kami terisi full. Kerja dan kerja!"
"Kamu kerja dimana, Nad?"
"Kalau kamu pergi, enam bulan, aku sama siapa? Kok tega toh ninggalin emak yang udah tua ini?" 
"Kamu kan bisa jadian dulu. Memangnya mau sampai kapan single terus? Cepat menikah. biar orang tua juga sudah lega."


"Tuhan, aku udah doa, tapi kok ya begini saja hasilnya?"
"Tuhan, aku malu. Aku percaya Engkau, aku ikut Engkau tapi nyatanya masih "kalah" sama mereka yang kerjane cuma kerja saja."
"Tuhan, aku capek. Aku doa dan bekerja untuk kegerakan di Youth, tapi toh masih sepi-sepi saja. Yang lain juga malah koma. Kok jadi aku yang capek "ngobong-ngobongi."
"Tuhan, aku tahu Engkau punya selera, waktu menyembahMU pun aku mau ikut seleraMU, tapi aku toh nggak mahir! aku nggak berani melanggar "liturgi"."

Aku cuma ingin mereka tahu, sejak pertama kali TUHAN Yesus memanggilku menjadi muridNYA, bahkan sebelum aku dilahirkan. AKU, hidupku dan semua yang ada padaku, semua milikNYA. Hal-hal itu membuatku kadang berpikir, akan sangat menyenangkan menjadi seorang diri bersama TUHAN YESUS saja. Mungkin di atas gunung sana, mungkin menjadi seseorang yang hidup devoted untuk Tuhan, tidak ada keluarga yang menghalangi jalan yang kupilih dan tidak ada tanggung jawab tambahan untukku tanggung selain berjalan bersamaNYA dan menggenapkan mimpiNYA. 

Setiap kali melihat Mama dan Papa, aku ingin menjadi putri kebanggaannya, karena begitulah namaku berbarti "PUTRI HARAPAN ORANGTUA" Tapi toh Tuhan sudah menggantinya dengan NAOMI (KesayanganKU, ManisKU) aku milikNYA. Hanya untukNYA.
Ma, Pa, Emak, Aku tahu kalian begitu berharap aku bisa menjadi guru dan pegawai negeri yang sukses secara materi, memiliki kekasih, menikah dan berumah tangga dengan baik. Tapi lebih dari itu, aku ingin hidupku berarti lebih dari itu, aku ingin mewujudkan MimpiNYA. Untuk sementara ini yang kutahu, DIA mau aku memilihNYA, ikut masuk dalam Dapur pembentukkanNYA. itu berarti aku tidak bisa mencari nafkah dulu untuk kalian, itu berarti aku tidak bisa hidup bermewah juga, itu berarti hidupku akan seperti Israel di Padang gurun, tercukupi dengan manna dari surga. tapi cuma cukup, pas butuh pas ada! Tapi aku mau memilih jalan itu. Aku mau memilihNYA. Karena sejak awal aku pun milikNYA. Kalaupun harus kembali tidak dianggap ada oleh kalian, toh aku pernah merasakannya sekali. Yang kedua tidak akan lebih berat bukan! karena CintaNYA pun makin kuat.
I won't stop running, coz HE's waiting for me

Please dont stop me!! cause I won't stop!
I myself, sometimes feels, lebih baik kalau aku lari dari kehendakNYA, aku bisa punya pacar dulu, bekerja dulu, masuk PNS, meneruskan S2, menikah, punya anak dan ... tapi cuma itu yang bisa kurancangkan. Sementara beberapa hari tanpa mendengar suaraNYA, aku setengah mati. Aku benar-benar hampa tanpaNYA. Aku mungkin memperoleh seluruh dunia, tapi tanpa TUHAN, aku tahu itu tidak berarti apa-apa.
Egoku, keegoisanku, ya. sebagai manusia pun aku ingin bekerja dan terus bekerja sampai aku bisa memiliki harta di dunia ini. Dengan kemampuanku, (dan ini sebuah kesombongan dari pikiran manusiaku) aku bisa saja dengan segera mendapat pekerjaan berskala internasional, hidup mewah bukan mimpi lagi, apalagi cuma beberapa juta yang aku mau.
Tapi aku tahu, jauh dari dasar hatiku, aku tahu. Tuhan mau aku menjadi seseorang yang berhasil karena PERBUATANNYA, karena MENGANDALKANNYA. Merasa kecewa? ternyata itu Terah yang harus aku buang dari hidupku. Aku percaya Tuhan akan memberikan apa yang kubutuhkan pada waktuNYA.

Perasaan ingin bersaingku, keegoisan dan ingin pamer, jika aku menurutinya, sudah sejak dari dulu aku menggandengnya dan memperlihatkannya dengan bangga di depan seseorang yang mencampakkanku dulu. dan berkata, "Lihat, dia orang yang baik dan mengasihiku, Begitu pula, kami akan jadi pasangan serasi!" 

Tapi aku tahu, hubungan yang tidak didasari Tuhan tidak akan bertahan lama. Aku mau berdasarkan kasih Ilahi, Aku mau mengasihinya dengan setulus hati, bukan cuma alat untuk balas dendam. Aku akan menunggu waktuNYA. Menepis semua kesan yang ada. Menepis semua olokan yang ada. Karena aku tahu akan ada waktuNYA yang pas untuk kami dipersatukan. Ya, biarkan semua orang berkata apapun juga, aku mau menantiNYA.

Karena aku tahu, sejak kematian mimpi kecilku itu, 
KAU menghidupkanku dengan mimpiMU...
dan hidupku bukan aku lagi...
tapi ENGKAU dalamku.
Maaf, aku belum sempurna menjalankannya. Tapi aku bertekad, memilih destinyku, memilih pembentukkanMU, memilihMU... at any cost!!!

NamaMU slalu ada di tempat pertama, di hatiku 
dan selalu menjadi yang utama
di hidupku...
dimanapun ku berada, 
namaMU SELALU BERADA DI TEMPAT PERTAMA!!!
 NamaMU, YESUS. . .

"Setelah ini lha cari kerja yang penghasilannya banyak dan mumpuni ya..."
"Kurangi datang ke gereja toh... Kan sudah saatnya kerja. Kan nggak mau jadi pendeta ae lho, setiap hari kok ke gereja!"
"Tuhan kan ada dimana-mana. Kenapa harus ke Semarang dulu ikut KKR lah inilah itulah!"
"Lha terus nanti kerjamu kapan? Apa rohani terus yang dipikirin? Lha keluargamu gimana? Aku juga masih butuh biaya, Emak udah nggak kerja!"
"Wah, Nadia yang dipikirin cuma rohani aja yah. Hebat! Kalau kami sih, yang penting dompet kami terisi full. Kerja dan kerja!"
"Kamu kerja dimana, Nad?"
"Kalau kamu pergi, enam bulan, aku sama siapa? Kok tega toh ninggalin emak yang udah tua ini?" 
"Kamu kan bisa jadian dulu. Memangnya mau sampai kapan single terus? Cepat menikah. biar orang tua juga sudah lega."


"Tuhan, aku udah doa, tapi kok ya begini saja hasilnya?"
"Tuhan, aku malu. Aku percaya Engkau, aku ikut Engkau tapi nyatanya masih "kalah" sama mereka yang kerjane cuma kerja saja."
"Tuhan, aku capek. Aku doa dan bekerja untuk kegerakan di Youth, tapi toh masih sepi-sepi saja. Yang lain juga malah koma. Kok jadi aku yang capek "ngobong-ngobongi."
"Tuhan, aku tahu Engkau punya selera, waktu menyembahMU pun aku mau ikut seleraMU, tapi aku toh nggak mahir! aku nggak berani melanggar "liturgi"."

DALAM NAMA YESUS... SEMUA PENGHAMBAT DESTINYKU TERCAPAI, SEMUA TERAH-TERAH YANG ADA DIHIDUPKU, SAAT INI JUGA TELAH DICORET! DIHAPUS DAN DIBUANG JAUH-JAUH DARI HIDUPKU! DIGANTIKAN DENGAN DAMAI SEJAHTERA, KEKUATAN DAN KESANGGUPAN DARI PADA TUHAN! TUHAN YANG MENCUKUPKAN, TUHAN YANG MENGARUNIAKAN, TUHAN YANG MENGUDUSKAN!! JEHOVAH JIREH, EL-SHADDAI! ZEBAOTH! SAVIOR! MY MASTER! JESUS CHRIST!!!
INTHE NAME OF JESUS! AMIEN!! 

Thursday, October 13, 2011

Keep Moving Forward

Despite all the bad mood this evening, I'm going to write my colloquy with my Lecturer today. It's an inspiring story for me and I hope it's going to be a blessing too for all of us. 

I went to Campus for taking my TOEFL result (just 4.87 btw) and I saw my Lecturer sat down by himself on the bench. I have to submit my Skripsi Data on a disc for him, so I decided to stop by just to give the disc and say some gratitude for giving me an A for my Skripsi. Well, the divine connection just started by the way. He started to talk with me and asking what am i going to do after this. I simply answered, looking for a job and maybe - my plan- making a job. Then he started to give me some advices.

Firstly, he asked again about why I like Jane Austen and the Pride and Prejudice so much? He argued that if someone fond of a novel or a writer, it could be something related to her/him. Maybe it's the plot, the value, the character and etc. For me, yes, I agree that I fond of Jane Austen, Pride and Prejudice especially because i like the way Elizabeth thought about marriage. And Jane Austen herself has the same character with Elizabeth Bennet. She believed that a future wasn't always belong to a marriage. A marriage is a part of future, yes it is, but it's everything the future. The concept of women must be in a delicate and graceful, and a woman must be married are something that attracted me so much. A woman is destined to be a helper for his husband, yes, but it's not true that you are incomplete woman if you're not married. I never against marriage. I love weddings!! I like to prepare everything for my dream wedding and peaceful marriage, but I don't like to depend on it too much, or placed my happiness only on it. My happiness itself are depends on God's Love upon me. Well, that's what I said. 

And, the colloquy was continued. My lecturer shared his story of life. And actually, we have the same interest in novels. For him, his life-like novel is Jane Eyre. I read it several years ago and yes, I feel touched about the story, a sad story of Jane Eyre in her childhood. I like it but I don't wanna read it again since it's hurting to read that kind of book. I can't stand the pain. :( Yet, that book is a life-like novel for my Lecturer. Surprisingly, He told me his story. A struggle of life was found in his story. I never thought that he has a pretty painful childhood. And in his adulthood also, he had found several obstacle that force him to stop a while in his level. That's why, I also wondering why he is the only lecturer who isn't achieve the S2 degree yet. But our prediction are absolutely wrong. If we never met this afternoon, I would never know what was the story behind it. And actually, it was inspiring me. 
He was studying on S2 program when he decided to enter an exchange student going abroad. He chose to leave the S2 Program. The exchange program seemed promising. Despite all the underestimation of other participants, He went on. He reached the highest score. He prove himself although he (and we are) is an uptown man and less elite university (compared with UMM, UI, UM etc) he became the best. Well, actually this story makes me more confident. Few days ago, I feel discourage to apply a job as a teacher on my late High School. My university will be at first place of consideration. I could have so brilliant IPK, but how about my college? well, it's less famous compared to colleges outside Tuban. Well, but his story makes me realize. It doesn't mean a lot where were you come from. You need a willing heart, a dedicated heart for something that you do and a harder work. As my English Teacher told me yesterday, I have to learn more because what I've learned from college it's not enough. I need to learn all by myself too. Need a wider perception and not just stop here. My lecturer said to me, poor me if I stop here.

The last but not least,  I was surprised that my Lecturer said, "Don't just think about the money. But you need only a willing heart and God will lead your way. HE would never let you fainted all the way to reach your destiny. HE will provide all you need to get there. Just trust Him and let Him create some GREAT things in your life. Don't just stuck on your comfort zone. Keep moving forward!"

My pride was said several years ago, I wouldn't listen to someone who's not talking about GOD"S word. Yes, it is an arrogance and that's my fault. Coz' suddenly, GOD speaks to me through someone I rarely talked with. And He speaks of something which is the same with GOD's lesson for me several time ago. And HE reminds me through my Lecturer. GOD speaks through many ways!!! Even the Non-Christian one.  (Even, the Korean Drama :p)

For me, I believe it is a divine connection. When my turn comes, I'll make sure I'll talk about GOD' s truth.
Sorry for my English, if there are many mistakes. I'm still learning over and over again. I would be glad too if you will send me a respond for my writings or my grammar. My High School Teacher told me that I don't have to be shy to use English, since it's not my mother tongue language, it's okay to make mistake. Trial and error but succeeded at last :)

Thank you for reading :)

Best Regards, 
The dreamer of the day 
Naomi Nadia

Tuesday, October 11, 2011

Live by Grace

A few days ago my friends came to my home and we talked about many things we wanted to talk about. I slipped saying some of my future plans to them. Then they answer antagonistically, sinisterly and at laugh of course, mocking of my plans. Well, at that very moment I felt regret and disappointed, and felt like "Oh My God! How could I be so stupid! Since they wouldn't understand at all. They live for their own sake, for their own state only.

Suddenly my heart's trembling. Yes, I've been following HIM for at least 6 years. No, I'm not in hunger and my all my needs are provided. Yet, I'm not that rich. I even don't get some very great job at all. I want to be a teacher. Yet, as a teacher you could not hope for the prosperity at all. Everything's just enough. But somehow, the words of GOD said that "DON'T JUST RELY ON YOUR SALARY OF YOUR JOB!!" Rely on HIM only!! 

But you know how hard it is??? Very very hard. Yes, in the middle of society where people only take care about their selves. Can you just stand up for a different way of thinking and being mocked??? Can you handle how they look down upon you at very beginning? Because when you are walking with GOD, we might not always see the beautiful flowers along the way. but we see a hard rocky road and sometime fainted. But can you just continue your journey???

Actually, that time, I was crying unto GOD. "GOD, it is hard to give all myself. I, in human being, i wanted to get a prospected job which could brings the prosperity. But I know the truth. There is no Job which can bring prosperity. NOT ANY!! "berkat TUHAN yang menjadikan kaya, susah payah tidak akan menambahinya" it's even better, HE gave me GIFT and GRACE. It makes you with less power, you will get more result. So, if you have HIS GRACE then you should work harder. Why??? just imagine, with half power you can get a triple result. If you do something with all of your power, it would be 1000 times result in your life. But for someone who didn't understand the truth, even they force themselves to work harder, they will only get the maximal they can get with their own power.
 I was crying to GOD. Worried about all my future. I myself wanted to be a rich girl, but only for myself and my pleasure, yes I admit it. Then, I listened the streaming of Sunday Service at JKI INJIL KERAJAAN SEMARANG through RHEMA RADIO. 

Well, God answer all my crying and worrying!

Pastor Petrus Agung said some GOD's truth about "DERET HITUNG dan DERET UKUR". If you only wanted to get wealth for yourself, GOD will only ADD something for you. Yes, You will be enough but not prosper. But when you wanted something for other people's live, GOD may provide your needs in MULTIPLE TIMES. There is no longer added one by one, but you will get everything in multiple times. For the example, JESUS divided a piece of bread for his disciples on Kemaus,  but the bread only became two piece of bread. It was different with the 5 breads that JESUS divided for thousands people who'd there for HIM. The five breads became more than enough pieces of bread for all of them, even the breads left for 12 bucketfuls.

It means, when you prayed to find a job for only provide your needs, you will get a sufficient numbers for yourself. But when you are willing to give your life, time and wanted to find a job for being a JOB-MAKER so many people will get a job from you, GOD WILL PROVIDE THE ASSETS ABUNDANTLY, PROSPEROUSLY, MULTIPLY. 

AMEN!! 
actually, walking with GOD is a grace for HIMSELF alone. Nobody would dare to believe the way of living with HIM, unless HE gives it into our lives.  Unless, day by day HE shows the day. Full of risk, yes. But at the end, not only the prosperity we get, but we also please HIM in HIS ways. 

Now I know, I give myself to HIM, not because my power, not my might. I walk and trust HIM, not because I was so greeeaaaattt or something. But, I only lived by GRACE. from the very first time, when HE CALLED ME to be HIS follower, I know this is my destiny to give MY ALL for HIM. why?? Because HE caught me already. HE LOVED ME. and yes, maybe I feel HIS LOVE more than my friends did. Not because I'm so special. But I cherished the way I get my Christianity, I cherished the moment I gave all of my life to love and loved by HIM. I treats HIS LOVES as THE GREATEST TREASURE OF MY LIFE. That's why I always feel my life is no longer mine. Whatever HE wants me to do, here I am to serve. 

May be people who was born as a christian, and do not need any hard time to get that, so they see it just a RELIGION. 

Christianity is not a religion, You don't have to be so religious, but YOU HAVE TO GIVE YOUR LIFE FOR HIM. Simply, with your working, with everything's you do. Some of them only see that the Christianity must be on the Church. NO, Christianity is living by HIS GRACE. With his Kindness and share it with another. Our families, friends, neighborhood, people in everywhere. That's the religious one. You don't have to judge people around with the Bible verses but show the truth and make them admit that they wrong. 

simply, Work with GOD.

Cherish your life with GOD! :)

Be blessed

-Lee Naomi-

Naomi's Pensieve

I've just finished Harry Potter and the Deadly Hallows part 2 few hours ago (few days ago when i wrote my draft). And inspired by the memories which Severus Snape saved in the Pensieve. The Pensieve is an object used to review memories. It has the appearance of a shallow stone basin, into which are carved runes and strange symbols. It is filled with a silvery substance that appears to be a cloud-like liquid/gas; the collected memories of people who have siphoned their recollections into it. Memories can then be viewed from a third-person point of view.(Credits by Pensieve ) For my own opinion, Pensieve is something in where you can put your memories, all the old-memories which you want to be removed, you could just put on it. Some times later, you can watch it all over again. 

Truly, I hope I could have one of it for myself. So that I shouldn't bring all of these useful memories. If only I have one of it, I could clearly said, these memories were vanished away.

I don't wanna reckon anything from the past, trust me, I want them vanished away. But sometimes, when my heart was flying away somewhere, I don't know where, it just happened that I remember everything, with those tiny details included. What should i do then??
My live was wasted for this little messed up memories.
Why? do I haven't forgive them actually?
I don't know. Someone said to me that, forgive isn't forget. Because our brain has a memory which can't be erased unless you get an amnesia. But from my experiences, the memories of location, state, condition, people etc can't be erased from our brain. But somehow, when you remember an occasion from your past when you got your heart's scratch, you can't feel the pain anymore. It's just like a story within you. You can retell it to anyone but you can't get hurt again by that memories. Upon my own word is the memories was losing its sting. No more sting memories. You can't get hurt anymore.

So of course when you ought to forgive somebody you will be give up at first try when you only focus on forgetting the event. You just have to forgive and realize that even very single thing on your life is upon God's plan. Being logic and achieve the reality.
so here we go...

lets start some fresh new beginning :)

Happy Tuesday for all :)


Saturday, October 8, 2011

My Graduation Day - The Meaningful "S.Pd"

Today was my graduation day. Formality, yes. And how annoying because I have to wait -again- for  my certificate and "Akta 4". Well anyway, just skip those things and let me blabbing about this day.

Actually, I felt little tired this day cause I have to wake up at 4 o'clock just to queue in a Salon. And a night before, I couldn't sleep. I fell a sleep at 1 o'clock. Extremely tired but kinda exciting. This is the day when my name followed by a title. so, it's officially :

NADIA ARISA MEGAYANA, S.Pd

Kinda cool, yeah?
Now I know, why those people like to have very long-long title follow their names. There is a pride. Yet, for me, especially the title "S.pd" (Bachelor in Education) has a highly responsibility. From the very first time I went to school my first role-model were my teachers. They were so wise, smart and well-educated.  For the children, our teachers are the best! They know what we don't. They teach and give us example. I myself feel respected to them. I never know on that time, I finally decided to become a teacher. I love to be a person who can be a well example for the children. The children on their learning age, they need a role-model whom is respectable and capable to catch their attention. The children absolutely will remember some of their most favorite teachers. Most of them are the smart and good role-model teachers. So do I.

For me, on my early years, Elementary school years exactly. I saw a figure of my teacher who is, I might say, a perfect model for a good teacher that time. She was my 6th grade teacher. I could feel even when I was a child, the responsible heart she had. She was willingly to teach my class whom was known as the most naughty class ever. But she didn't give up even when we saw her cry once or twice because she felt bad for us. She almost gave up, but she never did! once, she admitted that she didn't have much ability to teach the 6th grade students. She had the responsible to get the best rank for the school in National final exam (My elementary school is one of an excellent school that time and get even better this time being under her control as a Head-Mistress). I'm truly respected her. Even if she admitted that she didn't have much ability, but she always learn and give the best for her beloved children. She is like a mother for us in the school. She took care of us, she taught and educate us as well, mold our character inside out and outside in. I might say, She is the the best role model. Not because her ability to teach as perfectly or excitingly like threw some games for us or told story. But even the child of 12th years old will get to know that she has a highly passionate and dedicated heart for her students.


Actually, most of my elementary school teachers has a special meaning to me. Maybe that's because they are the very first teacher I've known and may be because they have the longest year teaching me and even I met our class guardian everyday. They taught us from mathematics to Javanese Language. My Elementary English Teacher also the excellent one. At least for me.

From the very first time of my life (that time), I got a 100 for my exam, higher than all of my friends, the highest of all. Even higher from the cleverest student on my class. So from that moment on, I thought that through English, I might be the best of all. So, here I am. An S1 Bachelor of English Education Program. This title reminds me of my role-model teachers and how hard they worked to make me as I am now. That's why it is meaningful to me.
It's really easy to be a teacher, but it's hard to be a real dedicated teacher. For me, S.Pd means very significant and respected title. Although in reality, we can see that S.Pd seems less important (and sometimes had less salary) than any other title. But, for me, when I see the title, it remains me with my teacher who was willingly to teach me until now. Yes, she still be a teacher and live without too many wealth, and her students now they become lawyer, doctor, engineer and etc. We can't refuse that our career was started from our teachers.

I pray to the LORD, that my title isn't not gonna be just a title. But I'm gonna be a true teacher, wholeheartedly, respectably, dedicated, smart, creative and above all, makes my LORD pleasant.

Maybe your teachers were so bad enough that you could take nothing from their lives or made you hate going to school that time. But trust me, there are many real and true teacher from their heart. Don't look down upon your teachers. Don't hate them when they get wrong. They're just human.

So am I. 
I realize that I need more learning time and I will learn as much as I can although I'm not going to college anymore. (I plan to get another degree. Well, My university seems so promising when I get back with M.Pd title . Yay!! I do hope so ^^)

And before I close this posting, one thing that I should decide. What should I do with my style which is as cute as and as stylish as Korean Artist (Lol :p). Hmm, you already knew that the image of a teacher is a less fashionable, nerd, old lady. Could I replace it with SANDARA SNSD style??? It won't be decrease my responsibility I promise. (Lol, i know it's hard. I have to find my true style then) And by the way, I'm not yet find a job. Although some of my favourite school were looking for an English Teacher. But I believe and I speak of Faith, that I will find an excellent school to work in.

For last words, (truly...)
I attached some of my graduation pictures. Little weird make -up actually. I don't know why, He (Th make-up man, i might called him LOL) made my friends look gorgeous yet natural but when he turn to me, arghhhh, my friend said, I looked like a Vampire! grrr... Well, to much eye-shadow. ::sigh:: so that, I was lazy to take many pictures since my face looks scary. 

Thanks for reading :) be blessed

-Lee Naomi-

Me... before the ceremonial

Genk Ponie

After receiving the -Formality- sertificate

Me and My friend
*) I will update this post with my pictures with my mother and father. Since it takes on a studio so I don't have the file. Thanks for reading :)

Thursday, October 6, 2011

I Had a Dream


I had a dream. Just a simple dream that another girls may have in their lives. A dream of a family I built myself with a husband who loves me and provide everything I need. Together we will grow up the children using God’s Word as the first Guide Book at all. I found someone who was very kind and I thought he’s the one. I put my hope in him wholeheartedly. I thought he would make my dreams come true since it’s a simple dream. But many-many hardship I passed with him to come at the point that he wasn’t destined for me. My ruined dream, which was closer in my eyes that time, had shattered, buried, died tragically. 

One day, with an empty and broken heart, I came to get a new hope, a new living passion inside of my frozen heart to “Pesta Raja-Raja”. And yes, I found my new hope and HE gave me a new personal commandment for me for the next plan He gave to me.
After hearing the things HE said to me through HIS loving bride, my soul suddenly rejoices. My spirit fled with happiness. I feel the passion injected into me. THIS IS MY REPLACEMENT DREAM! THIS IS MY NEW DREAM! I HAVE FOUND IT!! CLEARLY, I WILL FIND MY TRUE DESTINY THROUGH THIS!

I know there will be a number of obstacles, but that’s strengthen my faith inside of HIM. I TRUST HIM! I KNOW HE IS GOD WHO PROVIDE! ONCE HE CALLED ME, HE WILL EQUIPPED ME AS WELL.

Dilemma just entered, when you came deeper into my heart. As a very good friend of mine, I admitted that your affection and care had almost unto me. My family’s expectation as well as my expectation of my future with you, suddenly filled my head. Yes, once you said you might leave me to go somewhere else, I almost done something that I might regret now. That’s why I got that dream. It just reminded me for my previous mistake. Remind me NOT TO PUT MY HOPE INTO SOMEONE ELSE. I MUST PUT MY HOPE, DREAMS, FUTURE, MY LIFE FOR JESUS ALONE SINCE HE IS THE OWNER OF MY LIFE. I might be forget about HIS COMMAND for me and my dream as HIS dream if I really accepted your offering hands that time. Not that I refused you yet. I’m just choose the the BEST and MY PRIORITY FOR SO LONG. Cause i know we could go together to fulfill HIS CALLING. It’s worth more, isn’t it?

Truthfully say, I truly put my hope in you once when you said your will to take me. I saw in my imagination, my dreams that shattered before, it lives again with you. BUT... MY LORD really don't wanna me do so... MY LORD HAD FINISHED WITH HIS JEALOUSY TOWARD MY PREVIOUS BOYFRIEND SINCE I PUT LOTS OF MY HOPE ON HIM. And surely HE don’t want to let me get another boyfriend just to make me ignore HIM once more.

I give you up into Jesus Hands, cause I know He will protect you as well as your heart. If one day, it will be our day to unite and be a couple, it will be. Now, I’m sorry for sure. I choose to be with my LORD for my lifetime until HE brings you HIMSELF into my life and bless our relationship. Once, I think it is okay to be with you officially, but You already know “the rule”. I can’t be with you yet. Many things to do before going to my very own tiny dream, I choose to fulfill MY LORD’s BIGGER DREAM first. I, also, have to despise my pride, my dreams, my family’s expectations, my selfishness, and eagerly to wait. You already know how hard for me, since truly, I wanna be with you when I come to my ex’s wed. Yes, I know, it some kind of show off. So that’s why, Lord wouldn’t allow me to do so. Still, we can be a very good friend. It’s always nice to talk to you. And i like the way you open your heart to share, so we can talk heart to heart many times. 

And for the time being, let put our eyes to JESUS only. Just wait patiently, do everything HE asked us to do first. Our portion will soon be coming. 

Jesus author of my life
Holder of my hand
I trust in You for all my days
Jesus there is none like You
Who love me like You
Who keep me like You do
Jesus You're the only one
In whom i put trust
In whom i put hope
You’ll never let me go
You will never change
You gave your life for me
That’s why i worship You

MUJIZAT 1053

by Antonius Fw on Wednesday, October 5, 2011 at 5:43pm
(copy paste dari note Pdt.Jonatan Jap Setiawan)

MUJIZAT 1053
di langit kota SOLO setelah BOM itu terjadi
 
I.      10:53
Minggu 25 September 2011 jam 10:45. Ibadah baru saja usai. Doa berkat telah selesai disampaikan. Jemaat sedang berjalan keluar dari dalam gedung Gereja. Pemuji dan pemusik sedang menaikkan puji-pujian.
Baru saja, Pdt. Sigit Purbandoro dari Surabaya menyampaikan Firman Tuhan mengenai “Pertolongan Tuhan” yang terambil dari Mazmur 121:1-8. Semuanya kelihatannya berjalan dengan lancar sepereti biasanya.
Tiba-tiba terdengar ledakan keras. Puji-pujian langsung berhenti. Saya berpikir speaker sound system yang meledak. Saya langsung berlari ke tengah mimbar dan dari atas mimbar terlihat ada asap putih mengepul dari pintu depan. Asap cukup tebal sehingga pandangan ke luar pintu tidak terlihat. Saya langsung berpikir “Wah bom!” Langsung saya berlari seperti melompat dari mimbar ke tempat kejadian.
Pikiran saya cuma satu, “Tuhan jangan sampai ada korban jiwa dari jemaat” dan kalau ada korban luka, itu yang harus secepatnya ditolong. Tidak kepikiran kalau ada bom susulan atau hal lain. Hanya satu perkara yang ada di pikiran “Selamatkan secepatnya yang terluka!”
Pada waktu itu, jemaat berteriak-teriak panik dan berlarian. Apalagi asap putih cukup tebal menghalangi pandangan. Bau mesiu menyengat dan darah berceceran di lantai.
Sampai di dekat kejadian, saya melihat hanya ada seorang yang tergeletak dengan perut hancur. Saya langsung berpikir, “Itu pasti pelakunya”. Secara sekilas saya tidak menemukan korban lain yang tergeletak, spontan saya langsung berkata dalam hati, “Syukur Tuhan, tidak ada korban jiwa jemaat”.
Lalu saya lihat beberapa jemaat yang terluka. Saya pegang tangan salah satunya dan saya katakan “Kamu pasti tertolong. Jangan takut! Tuhan melindungimu.”  Tapi saya tidak boleh hanya berkutat di situ. Sekarang, ada beban di pundak saya sebagai gembala untuk mengendalikan situasi yang kacau dan menenangkan jemaat yang panik. Langsung saya berteriak “Semuanya keluar lewat pintu samping”. Sekarang, prioritas utama adalah melarikan korban yang terluka secepat-cepatnya ke rumah sakit. Tidak usah memanggil ambulan, karena pasti butuh waktu cukup lama. Sedangkan korban, harus secepatnya dibawa ke rumah sakit.
Terdengar teriakan dari Pdm. Joko Sembodo yang mengatur keamanan di tempat kejadian perkara. Dia berteriak kepada petugas parkir di luar “Tutup pintu gerbang cepat!” agar jangan sampai ada orang luar masuk.
“Bawa semua korban lewat kantor. Pakai mobil Gereja untuk membawa korban ke rumah sakit” teriak saya. Langsung beberapa jemaat dengan sigap tanpa rasa takut menggendong para korban ke kantor. Mereka ini betul-betul orang-orang yang siap melayani seperti Kristus. Tidak mempedulikan resiko bom ke dua ataupun kengerian yang muncul, mereka sigap untuk memberikan pertolongan kepada korban-korban yang berjatuhan.
Sayapun segera berlari ke kantor. Di kantor, saya menyuruh Bapak Yohanes dan Bapak Yulianto untuk mengatur parkir agar kendaraan di parkir yang tidak berkepentingan bisa langsung cepat keluar. Begitu kosong, ada dua kendaraan yang siap dipakai, milik Bapak Budi dan Bapak Gideon. Langsung para korban diangkat dinaikkan ke mobil Bapak Budi. Namun ada kesulitan untuk menaikkan korban ke mobil Bapak Gideon, karena pintunya terhalang mobil lain. Tidak menunggu waktu, saya langsung naik ke belakang setir dan memajukan mobil Bapak Gideon, sehingga pintu bisa terbuka lebar.
Begitu korban dimasukkan, mobil segera melaju dengan cepat ke Rumah Sakit Dr. Oen. Ada yang sempat bertanya, “Nanti kalau di tanya siapa yang menanggung dan bertanggungjawab, bagaimana jawabnya?” Saya langsung berteriak “Gereja yang akan bertanggungjawab untuk semua biayanya. Yang penting, korban harus segera ditolong!” (Biaya pengobatan dan rumah sakit ditanggung oleh pemerintah dan oleh pihak Rumah Sakit Dr. Oen). Dalam waktu kira-kira lima belas menit sejak ledakan, semua korban sudah bisa sampai ke Rumah Sakit Dr. Oen.
Setelah sebentar membagi tugas di kantor, saya dan Pdm. Wim Agus Winarno langsung menyusul ke Rumah Sakit Dr. Oen. Urusan peledakan dan korban tewas biarlah urusan polisi dan orang lain yang sudah  saya serahi tugas untuk itu. Sedangkan tugas saya adalah gembala. Saya harus berada di dekat domba-domba yang terluka secepatnya.
Di luar, masa yang begitu banyak sudah memadati jalan di sekitar Gereja, sehingga kendaraan saya sukar untuk bergerak. Sesampainya di rumah sakit, ruang UGD sudah penuh dengan korban-korban yang terluka dan keluarganya. Suasana hiruk pikuk. Langsung saya usahakan untuk mendekati mereka satu per satu. Saya berikan kata-kata kekuatan dan yang paling penting saya doakan mereka satu per satu. Itulah tugas saya sebagai gembala.
Korban pertama yang saya jumpai adalah Bapak Sugiyono dan anaknya Defiana. Secara sepintas mereka kelihatannya tidak terluka parah, karena mereka masih bisa tersenyum. Namun kemudian saya baru tahu bahwa luka Defiana cukup parah, di mana ada 3 mur yang bersarang di tempurung kepalanya. Saya doakan mereka dan saya kuatkan.
Lalu saya jumpai Bapak Go Sing Gwan yang terluka dibahunya. Sebuah metal besi telah menghantam tulang bahunya sehingga hancur. Bapak Go Sing Gwan harus menjalani operasi untuk mengganti tulang bahunya yang hancur dengan sebuah plat.
Dikamar sebelah saya menjumpai Olivia Putri yang terluka di kakinya. Urat kakinya putus dan dia menangis. Pasti rasanya sangat menyakitkan sekali dan hati saya turut tersayat melihat gadis remaja ini menangis kesakitan. Saya pegang tangannya dan saya doakan.
Berlari keluar saya masuk ke kamar di samping dan di situ saya melihat Noviyanti tergeletak di atas ranjang dengan kepala yang bercucuran darah begitu banyak. Terlihat sepintas lukanya cukup parah dan dia hanya diam saja tanpa respon. Hati saya kuatir melihatnya. Tapi saya meneguhkan iman dan berdoa. Saya bisikkan kata-kata kekuatan dan saya doakan dia. Luar biasanya, nanti terlihat bahwa pemulihannya begitu cepat dan dia termasuk yang cepat pulang dari Rumah Sakit.
Septiana saya jumpai sedang terbaring kesakitan. Benda tajam telah menembus salah satu kakinya sampai berlubang dan mencucurkan darah. Tidak berhenti sampai di situ, benda tajam itu masih melaju dan bersarang di kaki yang satunya lagi. Ke dua kakinya terluka parah.
Selanjutnya saya berlari ke kamar sebelah dan saya melihat Ibu Feriana yang terluka parah, ada pecahan metal yang menembus dan merobek kandung kemihnya. Pendarahan terjadi dan harus segera dihentikan sebelum menjadi fatal. Segera dia diprioritaskan untuk menerima tindakan operasi lebih dahulu untuk menghentikan pendarahan. Dalam operasi itu, dokter juga harus memotong usus halusnya sebanyak dua cm. ketika didoakan sebelum masuk ke kamar operasi, dia masih bisa tersenyum sekalipun terluka parah.
Selesai mendoakan Ibu Feriana, saya keluar kamar dan di lorong saya menjumpai Ferdianta dan Boris yang terbaring di ranjang. Luka mereka berada di tangan, perut dan kaki, karena ada paku dan benda-benda lain yang menancap. Saya doakan dan saya teguhkan iman mereka. Mereka mengangguk lemah tanda percaya dan saya senang karena mereka tetap kuat.
Saat itu, saya melihat ada korban yang sedang didorong tergesa-gesa oleh petugas medis ke kamar operasi. Ternyata dia adalah Bapak Ristiyono yang  punggungnya hancur karena ada dua belas paku yang menancap di punggungnya. Saya tidak sempat mendoakannya secara khusus, tapi saya berdoa dalam hati agar kemanapun dia dibawa, Tuhan menyertainya.
Dengan setengah berlari, saya masuki kamar selanjutnya. Di situ terbaring Ibu Yulianti yang sudah berusia tujuh puluh empat tahun. Dia merasakan sakit di kepalanya yang berdarah-darah dan berkata dengan suara memelas “Pak, kepalaku sakit sekali. Tolong Pak Yo, ndak kuat rasanya. Kepala ini sakit sekali!” Saya tidak bisa melakukan apa-apa untuk meringankan penderitaannya, kecuali hanya dengan doa. Telinga Ibu Yulianti telah robek terhantam serpihan benda tajam dan mengucurkan banyak darah. Saya pegang tangannya dan dia menggenggam tangan saya erat-erat. Saya katakan, “Tante jangan kuatir. Tante pasti bisa sembuh total. Tetap kuat dan panggil nama Tuhan Yesus ya Tante.” Dia mengangguk dan saya doakan dia sambil kita ber dua berpegangan tangan.
Keluar dari kamar itu, saya melihat korban lain, yaitu Bapak Stefanus yang terbaring di ranjangnya tepat di tengah ruang UGD. Dia berusaha bangun. Saya tenangkan dia dan saya suruh tidur kembali. Saya lihat lengannya atas berdarah-darah. Saya pegang tangannya dan saya doakan dia di tengah-tengah ruangan UGD itu.
Sekalipun jatuh korban tiga puluh orang terluka, saya masih bisa bersyukur bahwa tidak ada satupun yang meninggal dunia. Dari tiga puluh orang itu, empat belas harus dirawat inap dan semuanya harus menjalani operasi. Operasi berlangsung marathon dari hari Minggu jam 14.00 sampai besoknya jam 12.00, selama dua puluh dua jam.
 
II.    MELEDAK.
Jika direnungkan, dalam tragedi 1053 ini ada banyak mujizat dan pertolongan Tuhan. Jika tidak ada satupun korban jiwa, itu adalah karena campur tangan Tuhan semata-mata. Bukan kebetulan! Karena di dalam Tuhan Yesus, tidak ada yang kebetulan. Semua terjadi atas ijinNya.
Sebelum kejadian, berdasarkan rekaman kamera CCTV, pelaku diperkirakan masuk dari pintu kecil samping pintu utama. Dengan berbaju putih lengan panjang, celana panjang hitam, bertopi, berkacamata dan sebuah tas kecil di kalungkan di dadanya, pelaku sempat berjalan ke tengah dan mendekati tengah ruangan Gereja. Andaikata dia meledakkan bomnya di tengah ruangan Gereja, pasti ceritanya akan berbeda. Korban yang jatuh pasti akan lebih banyak.
Tapi entah mengapa (Pasti ada campur tangan Tuhan), pelaku sempat menoleh ke kanan ke kiri seperti kebingungan. Kemudian, dia berbalik dan berjalan menuju pintu keluar. Dia melangkah keluar pintu Gereja dan berdiri di depan pintu agak menyamping ke timur. Di teras Gereja itulah dia meledakkan bom yang dia bawa tepat pukul 10:53 (sesuai dengan waktu yang terekam di CCTV), menghamburkan proyektil-proyektil maut berupa paku, mur, lempengan logam tajam dan lain sebagainya.
Semata-mata pertolongan Tuhan kalau pelaku itu meledakkan bomnya dengan menghadap ke halaman parkir. Andaikata dia meledakkan bomnya dengan menghadap ke arah pintu Gereja, di mana jemaat sedang ramainya keluar melalui pintu itu, maka korban yang berjatuhan akan makin banyak dan bisa jadi ada yang kehilangan nyawanya.
Lebih ajaib lagi, ketika dia menyalakan bomnya, posisinya agak berubah, badannya memutar sedikit sehingga arahnya tepat menghadap ke dua pilar beton. Akibatnya, ketika bom yang menempel di perutnya meledak menghamburkan serpihan-serpihan, maka sebagian tertahan oleh dua tiang beton itu. Kalau bukan tangan Tuhan yang memutar tubuhnya sedikit, maka pasti akan jatuh korban lebih banyak lagi.
Serpihan bom itu ternyata menyebar kemana-mana dan ada sebuah pecahan pipa yang tajam dan sebesar kepalan tangan, telah terlontar menembus plafon teras Gereja. Andaikata pecahan itu tidak dilemparkan oleh Tuhan ke atas dan membabat orang, maka dipastikan orang itu tidak akan mengalami kesakitan. Tapi dia akan langsung tewas di tempat. Tapi puji syukur kepada Tuhan. Tuhan sudah melemparkan pecahan yang sangat berbahaya itu ke atas plafon Gereja, sehingga tidak menimbulkan korban.
 
III.  MUJIZAT.
Satu hal yang saya kuatirkan dan saya doakan kepada Tuhan, “Jangan sampai ada satupun korban yang meninggal!” Kalau tidak ada yang kehilangan nyawa (kecuali pelaku), maka itu membuktikan bahwa tindakan bom bunuh diri itu adalah tindakan yang sia-sia dan tidak mencapai sasarannya, yaitu untuk mencabut nyawa korban sebanyak-banyaknya. Selamatnya para korban juga menunjukkan bahwa perlindungan Allah itu dahsyat dan ajaib! Perlindungan Allah tidak tertembus oleh bom yang bagaimanapun juga.
Oleh sebab itu, ketika diadakan doa di depan Gereja oleh saudara-saudara kita dari GP Ansor pada Minggu malam, sayapun ikut di situ. Pada saat itu, saya menerima tiga kabar yang membuat sesak nafas. Berita pertama yang muncul di sms adalah Defiana setelah operasi kepala untuk mengambil tiga mur, ternyata mengalami kejang-kejang dan kritis. Saat saudara-saudara kita dari GP Ansor berdoa, sayapun juga berdoa, “Tuhan Yesus jangan sampai anakMu ini meninggal.  Sembuhkan dan pulihkan dia oleh karena bilurMu, bukan karena yang lain. Aku mohon mujizatMu Tuhan.”
Belum selesai saya berdoa, masuk sms ke dua dan disusul yang ke tiga yang mengatakan bahwa kaki dari salah satu korban yang bernama Hariyoko harus diamputasi karena terbabat obeng yang terlontar seperti roket. Lalu urat kaki Olivia Putri yang putus harus segera disambung sebelum dua puluh empat jam. Tapi sampai saat itu belum bisa segera dilakukan operasi karena ruang operasi penuh. Padahal waktu sudah semakin sempit.
Kembali saya berdoa agar jangan sampai ada satupun yang mengalami cacat! Apalagi mereka ini masih remaja dan masih memiliki perjalanan hidup yang panjang. Jangan sampai mereka kehilangan masa depannya karena mengalami kecacatan.
Berdoa bersama saudara-saudara kita dari GP Ansor dan mengingat korban-korban ini, tak terasa air mata ini menetes. Hanya satu doa yang saya panjatkan terus, “Jangan ada yang meninggal dan jangan ada yang cacat”, supaya nama Tuhan saja yang dipermuliakan dalam peristiwa ini.
Begitu selesai doa bersama, kira-kira jam 22.30, saya langsung bergegas ke Rumah Sakit bersama Pdm. Joko Sembodo untuk menjenguk korban.
Di depan ruang operasi, saya menjumpai Ibu Hung Me, yang suaminya, Bapak Go Sing Gwan sedang menjalani operasi karena tulang bahunya hancur. Di depan kamar operasi itu, kita berdoa bersama-sama memohon anugerahNya.
Lalu saya menuju kamar Olivia Putri yang harus dioperasi sesegera mungkin karena urat kakinya putus. Dia tertidur lelap, mungkin karena pengaruh obat bius untuk mengurangi rasa sakitnya. Saya katakan kepada ibunya, “Jangan kuatir bu. Pertolongan Tuhan tidak pernah terlambat. Kaki Olivia pasti akan dioperasi tepat pada waktunya.” Akhirnya jam 01.00, Olivia bisa dioperasi kakinya dan tidak terlambat.
Di ruang ICU, ada dua korban, yaitu Ibu Feriana yang terluka parah. Kandung kemihnya yang pendarahan karena tertembus logam dan ususnya harus dipotong dua cm. Ketika saya doakan, Ibu Feriana justru berkata “Saya tetap kuat Pak Yo. Saya tetap cinta Tuhan dan Tuhan Yesus pasti sembuhkan saya.” Dia juga berpesan, “Pak Yo juga harus kuat. Tuhan akan pakai Pak Yo.” Saya terkejut dengan ketabahan Ibu Feriana. Saya betul-betul dikuatkan dan terharu. Di saat menderita dan menjadi korban, Ibu Feriana betul-betul tabah dan justru masih bisa memberikan kekuatan. Luar biasa!
Memang Tuhan punya rencana lain untuk Ibu Feriana. Ketika para dokter mengoperasi untuk menghentikan pendarahannya, dokter juga menemukan usus buntunya sudah infeksi. Karena itu, usus buntunyapun ikut diambil. Jadi Ibu Feriana ini juga mendapatkan pelayanan operasi usus buntu, tanpa biaya. Tuhan yang atur semuanya.
Defianapun juga berada di ruang ICU. Saya melihat sekarang dia telah bisa tidur tenang, sesudah sore tadi mengalami kejang-kejang. Saya bersyukur kepada Tuhan karena melihat Tuhan sudah melakukan mujizatNya.
Mamanya mengatakan bahwa Defiana ini dalam penderitaannya justru sangat tabah. Dalam keadaan tergeletak dan terluka parah, dia justru yang mengkuatkan orang tuanya untuk tetap kuat dan bersyukur kepada Tuhan, “Ma jangan takut. Aku pasti sembuh karena Tuhan Yesus pasti menolong.” Bahkan saat dia didorong masuk ke kamar operasi, dia menyanyikan pujian “Dalam nama Yesus! Dalam nama Yesus! Ada kemenangan!” Iman anak remaja ini betul-betul luar biasa. Dia sangat mencintai Tuhan. Saat sadar, yang dipikirkan pertama kali justru, bagaimana pelayanannya hari Senin, 3 Oktober nanti dalam acara Konser Pemuda? Luar biasa! Pada hari Senin, 3 Oktober, Defiana sudah bisa ikut acara konser pemuda di Gereja, sekalipun dengan kepala yang masih dibalut dengan perban. Mujizat!
Melihat kondisi Defiana yang cukup parah, sebuah lembaga sosial keagamaan dari Surabaya menawarkan bantuan dana dan pertolongan untuk membawa Defiana ke Singapore jika diperlukan. Tapi rencana Tuhan berbeda. Hari Senin, 3 Oktober, Defiana tidak berada di Singapore untuk diobati. Tapi pada Hari Senin, 3 Oktober, dia berada di GBIS Kepunton sedang memuji Tuhan. Haleluya!
Hariyoko yang menurut dokter harus diamputasi kakinya mengalami mujizat yang luar biasa. Besoknya, dokter berkata bahwa kakinya tidak jadi diamputasi dan bisa sembuh sempurna. Saya yakin dan percaya, bahwa malam itu, Tuhan Yesus sudah menyambung semua pembulu darah dan urat-urat yang terputus, sehingga kakinya bisa diselamatkan. Hariyoko yang masih muda tidak kehilangan kakinya.
Ayahnya, yaitu Bpk Ristiono adalah bapak yang punggungnya hancur tertebus dua belas paku tajam. Tapi puji Tuhan, tidak ada satupun paku itu yang menembus organ vitalnya. Sebelas paku diambil melalui operasi pertama. Tapi satu paku diambil pada operasi ke dua yang beresiko tinggi. Paku itu bersarang tepat di antara paru-paru dan hatinya. Jika paku itu tertancap sedikit bergeser saja, maka akan mengenai paru-paru atau hatinya dan hasilnya pasti fatal. Tapi karena tangan Tuhan saja, maka paku itu bisa tepat bersarang di antara dua organ vital itu.
Ibu Yuliati yang berusia tujuh puluh empat tahun telah terluka di kepalanya. Ada serpihan benda tajam yang melesat cepat merobek daun telinganya. Telinganya berdarah-darah. Tapi kita bisa bersyukur kepada Tuhan, karena seandainya benda itu selisih beberapa mili saja jaraknya, maka pecahan benda tajam itu akan menembus ke kepalanya dan berakibat fatal. Tangan Tuhan betul-betul menyatakan perlindunganNya.
Para korban bersaksi bahwa sepertinya ada tameng Ilahi yang melindungi mereka. Pecahan paku, mur boleh menembus daging, tapi tidak mengenai tulang atau organ penting. Ada tangan Tuhan yang tak terlihat yang telah menahan semua proyektil-proyektil maut itu.
 
IV.    IMAN DI ATAS BATU KARANG.
Hal yang paling membahagiakan saya adalah semua korban yang dirawat ini memiliki iman yang kuat. Mereka menderita, tapi mereka tidak kecewa kepada Tuhan. Mereka disakiti, tapi mereka tidak dendam dan mau mengampuni. Ketika mereka ditanya, mereka tetap mencintai Tuhan Yesus dan akan tetap setia ke Gereja.
Seperti juga Defiana yang saat masih tergolek justru memikirkan pelayanannya, maka Olivia Putri juga berkata “Aku akan tetap ke Gereja. Kenapa harus takut?”
Bapak Stefanus dalam keadaan masih terbaring di tempat tidur bahkan sudah menanyakan, “Pak, Hari Sabtu ada kebaktian 464 (lansia)? Saya mau datang ibadah.”
Ibu Yulianti yang sudah berusia tujuh puluh empat tahun, awalnya mengalami trauma dan berkata “Tidak berani ke Gereja dulu”. Tapi besoknya dia sudah bisa berkata “Sesudah sembuh, saya pasti ke Gereja lagi. Saya tidak trauma lagi, karena Tuhan Yesus.”
Boris waktu ditanya wartawan tentang Firman Tuhan saat ibadah, dia menjawab dengan jawaban luar biasa, “Firman Tuhan tadi berbicara tentang pertolongan Tuhan dan sekarang saya langsung mengalami pertolongan Tuhan”.
Para korban tidak menolak jiwa diwawancarai oleh wartawan maupun dikunjungi oleh tamu-tamu penting. Salah satunya saya tanya, “Kenapa kok mau diwawancarai atau dijenguk oleh tamu-tamu yang begitu banyak? Apa tidak justru melelahkan?” Dia menjawab “Pak Yo, justru ini kesempatan buat saya untuk menyaksikan kehebatan Tuhan Yesus. Justru inilah kesempatan buat saya untuk menunjukkan kepada orang yang belum kenal Tuhan bahwa saya tidak takut untuk mengiring Tuhan Yesus  dan menunjukkan bahwa saya mengampuni mereka.”
Kuatnya iman mereka, betapa cintanya mereka kepada Tuhan Yesus, tabahnya hati mereka, semuanya itu membuat saya semakin kuat. Bukan saya yang mengkuatkan mereka. Tapi merekalah yang justru telah mengkuatkan saya.
Jika mereka yang menjadi korban saja bisa begitu kuat dan tidak takut untuk kembali beribadah. Tentunya, kita yang tidak tergores sedikitpun pasti akan tetap kuat dan setia beribadah kepada Tuhan Yesus di tempat yang sudah Tuhan tempatkan kita.
Jangan sampai kesetiaan dan iman kita kalah dengan mereka yang menjadi korban. Biarlah mereka ini menjadi teladan iman buat kita. Inilah iman yang dibangun di atas fondasi batu karang.
 
V.      WE LOVE, WE FORGIVE.
Setelah saya kembali dari Rumah Sakit, polisi sudah berdatangan mengamankan lokasi. Saya masuk ke dalam Gereja dan duduk di kursi tidak jauh dari pelaku pembomanan yang tergeletak di lantai. Saya amati dia cukup lama dan saya mulai merenung, “Haruskah hidupnya berakhir tragis dan sia-sia  seperti ini?” Pada waktu itu, yang muncul di dalam benak saya bukan kebencian dan dendam. Perasaan yang muncul adalah belas kasihan kepada dia yang telah salah memilih jalan kehidupan.
Dari situlah inti pesan gembala itu muncul “Taburkanlah kasih dan pengampunan. Bukan dendam dan kebencian.” We love and we forgive.
Tidak ada persungutan yang kita berikan. Tapi ucapan syukur kepada Tuhan yang kita persembahkan. Habis gelap, terbitlah terang. Setelah musibah, timbulah mujizat. Karena itu, sekalipun di mata manusia, hal ini merupakan tragedi dan bencana. Tapi dengan mata iman, saya memandang bahwa tragedi 1053 pasti menjadi MUJIZAT 1053.
Allah turut bekerja dalam segala perkara untuk mendatangkan kebaikkan bagi orang-orang yang mengasihi Dia. Tidak ada kemuliaan, tanpa melalui salib. Justru melalui peristiwa ini, dunia telah melihat bahwa Tuhan Yesus dahsyat dan ajaib.
 
 
Pdt. Jonatan Jap Setiawan
Sumber:
Kesaksian Pdt.Jonatan Jap Setiawan
BOM BUNUH DIRI DI GBIS KEPUNTON
SOLO-JAWA TENGAH

Partners