Thursday, July 21, 2011

❤ Seperti yang Kau Ingini ❤


Seperti yang Kau Ingini
Nikita

 Bukan dengan Barang fana Kau membayar dosaku 
dengan darah yang mahal, tiada noda dan cela
bukan dengan emas perak, Kau menebus diriku
oleh segenap kasih dan pengorbananMU

ku telah mati dan tinggalkan cara hidupku yang lama
semuanya sia-sia dan tak berarti lagi
hidup ini kuletakkan pada mezbahMu
Ya Tuhan...
jadilah padaku seperti yang Kau ingini


Lagu ini pernah begitu populer bahkan di tivi-tivi sekuler, sehingga dikenal luas baik oleh siapapun saja. Buatku waktu itu lagu ini adalah sebuah lagu yang menyatakan bahwa aku lahir baru di dalam Tuhan, karena memang baru ikut Tuhan dan percaya Tuhan. Tapi malam ini, ketika menyanyikan lagu ini dalam doa, sebaris lirik ini memiliki arti yang lebih dalam dari sekedar kelahiran baru seseorang dalam Tuhan.

tidak kebetulan juga, sebelum masuk dalam Saat Teduh, aku berbincang dengan seorang sahabat, kami saling menguatkan satu sama lain. Dan aku bercerita, bagaimana Tuhan membawaku melalui satu hal yang sebenarnya menjadi ketakutan terbesarku untuk saat itu. (untuk saat selanjutnya, aku minta pada Tuhan, agar membuat ketakutan terbesarku ialah takut kehilangan Tuhan dalam hidupku) dan saat itu aku juga sadar, semuanya hanya kasih karunia dan anugerah. Kalau aku bisa keluar dari padang gurunku itu bukan karena kuatku, aku sendiri udah istilahnya mati lemes dan kekeringan. Oleh karena itu aku bersyukur, Anugerah Tuhan semakin besar untukku. Biarlah Dia semakin besar, dan aku semakin kecil.

Biarlah Dia semakin besar, dan aku semakin kecil.

saat itu aku bercerita pada sahabatku, bahwa di waktu aku mendengar berita sesuatu yang membuatku gentar, karena aku tahu, sebenarnya aku tidak sanggup menghadapi berita itu jika itu menjadi kenyataan. Lalu tibalah saat itu aku berseru benar kepada Tuhan, seperti Tuhan Yesus sendiri berdoa,  kalau bisa lalukan cawan ini Bapa, tapi kalau nggak, ya biar kehendakMu yang jadi. Aku nggak sanggup minta untuk cawan ini dilalukan dari padaku, karena aku tahu, suatu saat aku harus menghadapinya dan bertumbuh dewasa. Jadilah aku hanya sanggup berkata, Tuhan, ini mimpi terbesarku dan aku tahu aku akan melihatnya hancur berkeping-keping dengan kedua mataku. Aku nggak sanggup sejujurnya Tuhan. Tapi aku juga nggak akan lari dari apa yang harus kuhadapi. Hanya berikanlah aku kekuatan agar aku bisa bertahan dab keluar sebagai pemenang." 

Hanya berikanlah aku kekuatan agar aku bisa bertahan dab keluar sebagai pemenang." 

 
Saat itu, aku tahu dalam jiwaku sudah "mati". Nggak ada semangat lagi. Mimpiku benar-benar sudah hancur. Mungkin kedengarannya kejam sekali jika Tuhan membiarkan itu terjadi padahal katanya ini tahun Mimpi menjadi Nyata. Tapi bukan "mimpiku" tapi mimpiNya Tuhan atas hidupku yang jadi nyata. Lagipula, setelah semuanya berlalu, saat aku merenung, sebenarnya Tuhan telah menjagaku, menyelamatkanku dari suatu yang membuatku jadi jauh dariNYA selamanya. Dan semua karena anugerahnya dan kasihNYA saja.

Dan saat aku menyanyikan chorus dari lagu ini, sebenarnya aku sedang menyadari bahwa waktu itu sebenarnya aku sudah mati, manusia tanpa mimpi itu juga sama dengan mati kan? nggak punya visi ke depannya gimana. Jadi beberapa kian, aku seolah seperti mayat hidup. beku. bahkan melihat sahabatku yang tengah berduka, menangis di depanku, aku cuma bisa diam. Nggak tergerak sama sekali. Mengerikan! tapi sungguh aku bersyukur karena Tuhan yang memberiku kemauan, kerinduan, dan pada akhirnya membangkitkan aku kembali di dalam mimpiNYA atas hidupku. 

Aku bersyukur, kalau Tuhan memberiku sebuah visi ke depan dan memberiku kebangkitan dari kematian dengan Api cintaNYA. semua itu mencairkan kebekuan di hatiku. Dan membuatku devoted to YOU
Sungguhpun saat-saat ini aku sedang dalam masa penantian, masa rest in HIS presence, masa persiapan, sehingga saat -saat inilah aku harus belajar lebih banyak lagi, menyerap lebiih kuat lagi. Bukan karena aku sudah baik tapi sesungguhnya karena aku ini sangat banyak punya kelemahan, yang kusadari aja banyak, apalagi yang aku nggak sadar. Tapi terpujilah Tuhan, karena aku mau hari lepas hari, berjalan dalam anugerah, diingatkan satu persatu dengan kelemahan yang ada padaku, sehingga aku jadi tahu diri.  Aku ini cuma hamba, budak... (meskipun masih terasa jauh dari itu semua, tapi aku mau berjalan, berlari, terbang bersamaMU...)

tepat seperti lagu ini berkata:

Kutelah mati dan tinggalkan cara hidupku yang lama (Mimpiku telah mati dan kutinggalkan mimpi-mimpiku yang lama)
semuanya sia-sia dan tak berarti lagi (karena hidup tanpa TUHAN, apakah artinya? tidak ada!)
hidup ini kuletakkan pada mezbahMU ya Tuhan (Hineni, Lord. by your Grace. Burn as a sacrifice.)
Jadilah padaku sperti yang Kau ingini (sesungguhnya kami hanya Hamba2 tak berguna yang melakukan apa yang Tuan kami inginkan)
-Lee Naomi-

No comments:

Partners