Wednesday, November 23, 2011

INTEGRITY


The LORD shall judge the peoples; Judge me, O LORD, according to my righteousness, And according to my integrity within me (NKJV Psalm 7:8)
Tuhan mengadili bangsa-bangsa. Hakimilah aku TUHAN, apakah aku benar, dan apakah aku tulus ikhlas.
(LAI Mazmur 7:9)

Kata ini tiba-tiba terngiang lagi di telingaku detik ini. Kemarin aku baru membaca Mazmur pasal 7 dan mendapatkan sebuah ayat yang cukup melekat. Aku memang sedang belajar membaca Alkitab dwi-bahasa (LAI-NKJV) lebih rinci dengan perkataannya bahkan sebenarnya lebih bisa memahami bahasa Inggrisnya ketimbang yang Indonesia karena buat aku terlalu "nyastra". Anyway, satu kata yang menarik adalah Integrity (-diterjemahkan menjadi tulus ikhlas). Menurut oxford concise dict. Integrity adalah The quality of being honest and morally upright. the state of being whole or unified. 

Yang menarik buatku karena setelah membaca ayat ini dan terus merenungkannya, aku mendengarkan sebuah khotbah pengantar tidur (Ya, makan rohani sebelum tidur juga cepet bikin "gendut" kan) dari Pak Petrus Agung Purnomo berjudul BERDOA DENGAN JUJUR.  Sebenarnya sengaja nggak sengaja mau dengerin khotbah itu lagi karena kapan hari sudah dengerkan tapi setengah hati, jadi nggak begitu dapat banyak. Akhirnya ketika malam kemarin mendengarkan kembali, sebuah pembukaan ayat yang sangat bagus. 
I run in the path of your commands, for you have set my heart free.
(Psalm 119:32)
Dan dari khotbah ini banyak diulas sampai seberapa dalam kita sebenarnya berani jujur sama Tuhan?
ada satu cerita yang beliau pakai sebagai contoh. Seorang bapak sedang mengalami kebangkrutan. Beliau seorang pendoa syafaat. Tapi anehnya beliau malah bertanya kepada Pak Agung tentang bagaimana caranya berdoa. Dan Pak Agung menjawab, "Ya misalnya kalau saya sedang disakiti seseorang, saya datang dan berkata kepada Tuhan. Sebenarnya saya sakit hati, tapi karena nggak boleh sakit hati saya mohon kekuatann untuk bisa mengampuni."
dalam kata lain, buka-bukaan di hadapan Tuhan. Karena sebenarnya bapak ini berdoa dengan pikirannya seperti ini :: Biar kehendakMu yang jadi Tuhan. 
Padahal sebenarnya dia tidak rela  untuk jatuh bangkrut. lain di mulut lain di hati. (dalam istilahku "jadi marah dan kecewa tanpa dia sadari pada Tuhan --well, so similar)

Dan itu juga saya alami. Bukan karena saya biasa berbohong. sejujurnya, saya jarang berbohong --daripada ngomong nggak pernah berbohong, itu artinya saya membohongi diri sendiri-- kalaupun bohong, rasanya bohong yang sangat tipis (contoh: bilang sudah di jalan waktu ditelpon Mami, padahal baru "di jalan" keluar rumah teman ) tahu kan betapa sulitnya hidup yang benar-benar bersih dan kudus? jadi sebenarnya orang yang berkata bahwa mereka tidak pernah berbohong dan punya integritas tinggi, well, is it true? tapi bukan berarti itu tidak mungkin dilakukan. Aku belum terus terang saja.

Aku menangkap hal ini ketika mengalaminya sendiri dengan permasalahan pribadiku. Suatu kali aku terus diingatkan untuk terus terang dengan perasaanku di hadapan Tuhan. Terus terang, rela atau tidak relanya aku menentukan satu hal di hadapan Tuhan. Di mulut, di pikiran, aku ngomong aku rela, tapi di hati aku berkata --tanpa aku sadar,sangat tipis sekali -- aku berkata tidak rela. Dan itu pun aku harus diingatkan kembali oleh seseorang bahwa ada ketidakrelaanku di hadapan Tuhan. barulah aku mau tidak mau mencoba jujur pada diri sendiri. lalu pada Tuhan bisa membuka diri.

Pada saat tertentu integritas kita mungkin cuma diukur dari perkara yang sangat jelas terlihat. Bagaimana kita bersikap waktu ada atau tidak ada yang memperhatikan (contoh gampangnya, apakah wajah malaikatmu wkt dtg ke gereja juga adalah wajahmu ketika dirumah? well, my answer is sometimes (truly from the heart, I'm not perfect. ada kalanya aku merasa kedaginganku terlalu kuat sehingga nggak ada wajah malaikat yang bisa nongol ketika menghadapi Mami cuap-cuap). Waktu kita sendiri dengan Tuhan itu waktu yang paling menentukan integritas kita. Tapi ketika integritas mencapai hati ke hati. Aku jujur ngomong sulit membedakannya. Ketulusan dan integritas sama-sama berarti apa yang keluar dari mulutmu itu dengan yang ada di hati dan pikiranmu harus selaras, sama!

Dan aku baru ngeh dengan pesan "Tuhan mau ketulusan hatimu". 
Selama ini jangankan tulus. sombong, merasa benar sendiri, merasa udah melakukan segalanya, sekalipun sudah "melayani" di atas mimbar saya nggak lebih kok dengan yang "dibawah mimbar", toh nyatanya prosesNYA juga terus ada. Saya bukan mailakat. Saya tidak sempurna. Aduhhh jauh dari sempurna. Setiap kali Tuhan bedah dan bongkar-bongkar hati saya, busuknya minta ampun. Karena jujur, kalau terkadang aku menerima Firman Tuhan yang menempelak, aku akan berdalih, ini buat si A atau B, toh padahal hati nggak bisa bohong, "itu buat aku!" tapi karena kita merasa, "lhooo, saya ini pemimpin jemaat lho. masa punya salah kayak gitu? apa kata dunia?" wait, apa kata Tuhan lebih penting dari apa kata dunia. 
Sekarang paling nggak aku ngerti dan belajar lebih lagi. Kalau menempatkan Tuhan di posisi pertama di hati kita, mau mengerti Tuhan bukannya kita yang terus mau dimengerti, belajar dari teguran Tuhan bukan berdalih "lhaaa aku ya gini nih Tuhan, mau gimana lagi", tapi terus mau bertobat, bukankah itu ketulusan yang sejati. Jujur di hadapan Tuhan, mengakui diri kita di hadapan diri sendiri dan membawa dampak pada orang lain.

sejujurnya perjalananku masih panjang kesana... Tapi aku mau berjalan bersamaNYA...

Be Blessed
*ps. satu ayat yang aku ingat ketika nyari-nyari picture untuk posting ini. btw, yang mau mp3 khotbah yang disebutkan di atas bisa hubungi aku disini

"Because:
all flesh is as grass
and all the glory of man
as the flower of the grass
The grass withers and its flower falls away
but the word of the Lord endures forever."
-1 Peter 1:24-


No comments:

Partners