Setiap tahun aku percaya Tuhan selalu bawa aku ke suatu
pendidikan dan proses yang berbeda, terus naik levelnya. Dan hidup berjalan
bersama Tuhan itu luar biasa. Mengasyikkan, namun juga menegangkan. Tetapi dari
kesemuanya, aku sangat kagum akan setiap karyaNYA dalam hidupku. Dia penulis
yang terhebat! Setiap karyaNYA itu masterpiece!
“Dan di dalam kitabMu semuanya tertulis. Semua hari-hari
yang akan dibentuk, sebelum ada satu pun dari padanya – Mazmur 139:36 –
Begitu aku lahir baru, tahun 2005, perjalanan berdua dengan
Tuhan itu dimulai dari satu titik yang luar biasa. Percepatan! Sebuah
kehormatan dan tanggung jawab bagiku si hamba ini untuk melayani dan berdiri di
hadapan Raja sekalipun secara rohani belum terlalu kuat. Tapi terpujilah
namaNYA karena DIA bawa aku dalam proses pendewasaan yang istimewa melalui
kedua orang tua, sekolah, pergumulan dengan Pasangan Hidup dan hubungan-hubungan,
sampai pada tahun 2012 yang lalu, sebuah proses perombakan dasar dan diukir
Tuhan dengan kisah KasihNYA. Sungguh terlalu ajaib kalau ingat semua
kebaikanNYA dalam hidupku. memilikiNYA saja begitu luar biasa, berjalan
bersamaNYA itu luar biasa!
Sudah tidak aku sangkal lagi bagaimana aku bersyukur untuk
semua privilage untuk bisa dibentuk Tuhan secara pribadi di dalam sekolah
KegerakkanNYA. Semua ceritaNYA terlalu banyak sampai aku tidak bisa
menghitungnya lagi. Aku ingin membagikan apa yang di penghujung tahun ini aku
alami bersamaNYA.
Suatu hari di bulan-bulan terakhir tahun ini, ada rasa
sedikit kecewa dan mempertanyakan kepada Tuhan. Ya, satu hal yang bodoh.
“Tuhan, kenapa ya kok aku belum dapatkan berkat yang besar,
Kau tahu aku butuh itu untuk “menunjukkan” Tuhanku itu menyediakan, sehingga
keluargaku juga bisa percaya padaMU!” kira-kira begitu yang aku katakan.
Tuhan diam. Dan hatiku diwarnai dengan kegalauan. Sehingga
berkat-berkat besar dariNYA itu tidak aku perhitungkan. Padahal kalau bukan
karena divine connection yang dari padaNYA, tidak mungkin aku bisa diterima
bekerja di sekolah dan lembaga bimbingan belajar. Tapi rasa tidak puas dengan
gaji yang sekian dan kejenuhan aktivitas sehari-hariku itu membuatku sama
sekali melupakan ucapan syukur dari hati terdalam. Bahkan dalam beberapa saat,
aku sudah nyaris lupa bahwa AnugerahNYA yang besar aku nikmati selama 6 bulan.
Seperti pengajaran itu hilang tak berbekas.
Aku cuma belum tahu saja kalau pada waktu itu Tuhan sedang
mengajarku. Yang kukejar waktu itu cuma keberhasilan secara finansial, tapi aku
terus mengandalkan kekuatanku. Kalau dipikir-pikir, sekarang dengan gaji yang
sekian itu aku sama sekali nggak bisa membayangkan untuk bisa maju. Dan hal itu
semakin membuatku frustasi.
Cukup dengan hal itu. Tuhan berbicara lewat khotbah PAP yang
aku streaming di Rhema : We are the Champion. Benar kan, banyak orang yang
mulai merasa kecewa karena belum menerima apa “yang besar” menurut mereka.
Berkat milyaran? Are you sure? Kalau aku dikasih uang sebanyak itu juga belum
tentu tahu harus dipakai apa. Jadi apa berkat yang sebenarnya itu? Simple.
Hidupmu itu berkat terbesarNYA.
Dan inilah pesan-pesan Tuhan yang disampaikan HambaNYA yang
menjadi Rhema bagi hidupku.
Jangan menggunakan kekuatan sendiri, atau mengandalkan orang
lain. Percayakan dirimu pada Tuhan karena Dia yang akan menyediakan. Karena
sepanjang tahun ini ada orang-orang yang menggunakan kekuatannya lalu menjadi
kecewa. Hal ini seolah mengingatkanku akan kebodohkan dalam bulan-bulan
terakhir ini. Selama di Sekolah aku diajari untuk bergantung sama Tuhan,
apa-apa itu minta Tuhan dan sudah terbukti Dia yang menyediakan semua
kebutuhanku, kebutuhan yang tidak dipakai untuk keinginan daging tentunya. Dari
sini aku juga diajar Tuhan untuk punya pengendalian diri dan mencukupkan diri
dengan apa yang ada. Bukan berarti pelit, tapi tahu yang mana yang prioritas,
lalu doa minta ke Tuhan. Dan hari-hari ini, tiba-tiba jadi sangat kuat untuk
bergantung sama Tuhan itu.
Sebuah kesaksian kecil aku alami dalam minggu-minggu
ini. Sebenarnya untuk ke Semarang dan mengikuti KKR, aku cuma membawa sedikit
saku. Tapi karena semuanya sudah terjamin, untuk makan minum dan penginapan,
sehingga aku cuma butuh beberapa untuk transport ke Semarang. Masalahnya,
ketika pulang, tanggal 2 Januari adalah tanggal aku harus membayar pajak
kendaraan dan tidak ada tabungan sama sekali. Aku cuma bisa pasrah karena aku
mencoba ke Bimbel tempat aku kerja untuk mencairkan fee, tidak diijinkan karena
belum tanggalnya. Dan aku tidak mau mencoba bergantung pada orang lain, kepada
mama atau papa, seperti kebiasaanku beberapa bulan terakhir ini. Tapi yang bagiku
sangat lain adalah dalam hatiku bisa begitu teduh dan tenang. Yah terkadang
masih ada gejolak, tapi dengan cepat akan mereda. Dan memang pertolongan Tuhan
itu nyata dalam hidupku. Hari ini semuanya tersedia dan dicukupkan. Ya, dari
hal-hal yang sepele sekalipun aku ingin kembali mempraktekkan iman kepada
Bapaku yang mencukupkan segala sesuatu. Karena tahun ini, aku tidak tahu apa
yang akan terjadi, tapi aku merasakan Tuhan tengah mempersiapkanku untuk
bertumbuh dalam iman dan hanya berharap kepadaNYA. Ya, karena aku tidak akan
mampu sendiri.
From Faith to Faith, From Grace to Grace, From Glory to
Glory.
“Buat aku kuat dalam anugerahMU Tuhan, dari Anugerah ke
Anugerah. Karena dari AnugerahMU lah aku hidup, Tuhan. Buat aku stabil dalam
pengiringanku dan perjalananku denganMU.”
No comments:
Post a Comment