Thursday, September 22, 2011

† Operasi Bedah Hati †

I give YOU my heart -credit by Hineni Lord

Kemarin malam aku mendengarkan sebuah khotbah dari Pak Petrus Agung yang sebenarnya entah sudah berapa kali aku dengarkan lewat Radio Rhema. Sebenarnya waktu mendengarnya pun aku setengah-setengah, pikirku, udah tahu ceritanya, jadi sambil browsing juga dengernya (errgg, arraseo, my bad, mianheyo, Abbeoji >,<) Tapi kok tiba-tiba pagi ini ketika asik renunaan pagi tiba-tiba diingatkan kembali pada satu kalimat (atau lebih) di khotbah itu:
"Bila Tuhan ingin menyembuhkan luka, DIA akan memberikan luka baru. Seperti seorang yang patah tulang dan butuh operasi untuk menyambung tulangnya kembali. Operasi kan berarti membuat luka baru, tapi di tangan sang Ahli sehingga luka itu menjadi luka yang membawa kesembuhan."
operasi dan beda hati? 
Masih ingat postingku beberapa minggu yang lalu mengenai bagaimana seorang Nabi atau Firman Tuhan yang disampaikan seorang Hamba Tuhan bisa seperti pisau bedah yang melukai hati kita? Tapi kalau kita mau terima dengan senang hati, luka kita pasti sembuh kan? tapi masalahnya tidak mudah buat kita tinggal tenang dan menerima caranya Tuhan menyembuhkan kita. Yang ada kita mencak-mencak dan menyalahkan Hamba Tuhan yang terlalu sadis kalau berkhotbah atau kalau Hamba Tuhan lokal kita akan berkata, "Oh, Beliau tahu bagaimana keseharianku sehingga beliau mau nyindir aku." kayaknya kita mesti dan harus belajar membedakan antara tulus dan nyindir.

Tuhan menyembuhkan luka hati kita dengan cara yang lain dari yang kita pikirkan. Dia akan memulihkan seorang yang sangat pemalu dengan cara dihadapkan dengan seorang yang suka mempermalukan. tujuannya?? biar makin tebal muka, biar nggak jadi pemalu lagi. Tapi tenang saja, kalau Tuhan yang bekerja seperti ini dalam hidup kita dan kita nurut, maka hasilnya akan sangat bagus, meskipun awalnya sakit. Dimana-mana operasi juga akan sakit, oleh karena itu biasanya kita diberikan obat bius agar tidak terasa begitu sakit. Apa obat biusnya?? keintiman kita dengan Tuhan yang akan membuat kita merasa lebih relaks dalam operasi juga.  

Itu yang aku dapatkan dari khotbah kemarin, tapi kemudian aku teringat dengan kejadian-kejadian di hidupku. Bagaimana aku bisa mendapatkan operasi hati yang sedemikian rupa itu (yang bisa dibaca kembali disini) ternyata inilah yang Tuhan tunjukkan.

Aku memiliki sifat dasar pemberontak dan takut ditolak (dalam nama Tuhan Yesus, disembuhkan!!) Dalam hal ini, Tuhan mengingatkanku sejak masa kecilku aku tidak suka mendengar nasihat mama atau papa, setiap hari aku dan mama bertengkar, setiap kali Beliau memberi nasihat atau marah, aku malah menantang dan ngeyel. Dan Mama pasti langsung menampari aku, tapi aku tidak mau berhenti. Aku merasa Mama tidak pernah mengasihi sejak dari awalnya (Aku diberikan untuk diasuh Emak, dan Mama lebih mengasihi adikku, begitu juga Papa) jadi aku pikir Mama atau Papa tidak punya hak menasihatiku karena -aku pikir- beliau tidak pernah mengasihiku properly. Ternyata hal itu terus menjadi karakter yang terbawa di masa dewasaku. 

Ketika aku semakin dewasa, mungkin aku tidak langsung berontak konfrontasi keras tapi dalam hati atau sikap hati masih sangat salah. Baik kepada Mama, orangtua-orangtua yang memberi nasihat atau bahkan seniorku di Gereja, buatku nasihat mereka sambil lalu saja. Karena aku juga tidak mau mengakui bahwa aku salah.

Sangat sulit memang kita bisa sadar diri dan mengakui kesalahan dengan sepenuh hati dan bukan di mulut saja. Tapi aku mulai diajar seperti itu dengan Tuhan. Karena Tuhan juga telah singkapkan, tidak ada manusia yang baik kecuali Allah. Jadi kalau kau merasa kau sudah berbuat baik, bukankah perbuatan baikmu seperti kain kumal? Karena orang yang merasa telah berbuat baik, dia akan merasa berjasa bagi Tuhan dan akhirnya tidak pernah mau mendengar teguran dari Firman Tuhan yang disampaikan oleh Hamba-hambaNYA.

Pada hari ini, sekiranya kamu mendengar suara-Nya!
Janganlah keraskan hatimu seperti di Meriba, seperti pada hari di Masa di padang gurun, -Mazmur 95:7b-8a-

Mungkin karena itu juga, banyak orang Kristen yang sudah lama menjadi anak Tuhan tapi tidak mengalami pemulihan karakter. Karena kita terlalu sombong untuk mengakui setiap teguran dalam Firman Tuhan atau dari Hamba-hamba Tuhan itu untuk kita. Kita menutup hati, dan berkata," Ahh, bukan aku!" karena merasa malu kalau mengakui kesalahanmu, karena merasa aku kan sudah melayani dan kalau ketauan punya banyak kesalahan jadinya kan dipertanyakan kembali.

Hal itu dan pikiran itu yang sebenarnya pernah dan sering muncul setiap kali aku mendengar khotbah atau teguran. Aku tidak mau mengakui karena takut dipertanyakan integritasnya. Padahal sebenarnya itu sama sekali tidak punya integritas! Di hati dan mulut lain, sudah munafik bagaimana bisa punya integritas. Dan itulah aku yang lama. Dengan pemikiran lama. Tapi ketika kebenaran Tuhan membebaskanku, aku menjadi bebas berkata, "Ya Tuhan, itu teguran buat aku. Itu kesalahanku. Aku masih punya dosa itu. Ampuni aku dan aku mau berubah. Terima kasih sudah membukakan apa yang tidak aku tahu sebelumnya atau mengingatkan aku lagi!" Karena sebenarnya juga, masih terlalu banyak yang tidak aku ketahui, dan aku sekarang akan senang mendengar orang akan berkomentar, atau memberi pendapat dan masukan, juga pengajaran. Kalau dulu aku tidak terima karena merasa sudah bisa, sekarang aku terima dengan senang hati karena aku sadar, aku masih banyak sekali kekurangannya.

Jika kita berkata, bahwa kita tidak berdosa, 
maka kita menipu diri kita sendiri dan kebenaran tidak ada di dalam kita.
Jika kita mengaku dosa kita, maka Ia adalah setia dan adil, 
sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan.
Jika kita berkata, bahwa kita tidak ada berbuat dosa, 
maka kita membuat Dia menjadi pendusta dan firman-Nya tidak ada di dalam kita.
1 Yohanes 1:8-10

Bukankah Tuhan itu setia, setiap kita mengaku dosa, Dia akan mengampuni dan Dia juga tahu kadang apa yang kita lakukan, kita tidak sadar kalau itu tidak berkenan dan dosa di mataNYA, kalau bukan Tuhan yang membukakannya. Bukankah orang yang merasa sempurna, dia sudah membohongi diri sendiri?

Dan itu juga berlaku dengan teguran dari orangtua, senior atau pimpinan. Mulanya aku akan terus membela diri dan berusaha membenarkan diri dengan alasan dan latar belakang (emangnya skripsi pake latar belakang masalah !!) Tapi aku belajar berkata dari hati, "Iya aku salah. Aku akan belajar lagi. Tolong bantu dan doakan aku agar bisa berubah" 

Nggak mudah memang! Tapi bukankah Tuhan telah menyembuhkanku. Oleh karena proses menjadi pilar yang harus tetap tenang dan tidak berontak apapun yang dikatakan orang terhadapku - yang sebenarnya aku masih sangat jauh dari itu - tapi aku berlari menuju panggilan surgawiku. Aku terus belajar. Di level ini, dan kemudian Next level akan diperbarui dan selalu di-upgrade. Jika hati kita sederhana saja, mau mengakui, "Iya Tuhan, aku salah. Aku mau belajar dan berubah." atau "Terima kasih Tuhan, Engkau menegurku lewat Hamba Tuhan ini, Kau mau aku berubah."

Mari berdoa, Tuhan berikan hati yang lemah lembut dan mudah dibentuk, kerendahan hati untuk mau mengakui kesalahan kita. Dan belajar lebih lagi. Jangan takut ketika semua kesalahanmu seolah dibongkar di atas mimbar, di sebuah khotbah, jangan mengingkari, jangan mengira HambaNYA itu jahat padamu, tapi pikirkanlah betapa TUHAN mengasihimu sehingga DIA susah-susah menghardikmu dan membuat engkau sadar, mengajar dan mau membawa engkau kembali ke jalanNYA. 

karena Tuhan menghajar orang yang dikasihi-Nya, 
dan Ia menyesah orang yang diakui-Nya sebagai anak."
Ibrani 12:6

So guys, Jangan pernah menyerah kalau ditegur Tuhan lewat FirmanNYA atau ditegur lewat pimpinan atau bahkan sahabat kita sendiri. Kita tahu, Tuhan tidak pernah melakukan sesuatu dengan maksud jahat. Berbahagialah kalau hati kita masih merasa tersinggung ketika mendengar Firman Tuhan. Itu artinya Kita sedang dioperasi bedah hati, relakan hatimu dan jadilah sembuh!

demikianlah firman-Ku yang keluar dari mulut-Ku: 
ia tidak akan kembali kepada-Ku dengan sia-sia
tetapi ia akan melaksanakan apa yang Kukehendaki, 
dan akan berhasil dalam apa yang Kusuruhkan kepadanya.
Yesaya 55:11

Be blessed ^^


No comments:

Partners