Monday, October 24, 2011

Wajib Militer

Aku tahu... aku di tengah dua pilihan berat yang harus aku pilih, sesegera mungkin.
Biarlah ini menjadi isi hatiku yang terdalam yang mungkin tidak bisa tersampaikan dengan lugas kepada Mama, Papa dan keluarga tercinta.


Seperti prajurit yang siap bertempur di medan perang, umpamakanlah aku seperti itu. Karena di tengah desingan peluru dan perang mencapai kemerdekaan sejati demi kota, bangsa dan dunia itu yang segera ku hadapi. Di tengah segala kebanggan dunia akan mataeri yang berlimpah, pengejaran akan hal itu. Aku memilih masuk camp dan mengikuti "wajib militer". meninggalkan semua kebanggaan dan "keartisan"(read-keangkuhan dunia)ku (umpamakanlah aku seperti Rain yang tengah wajib militer). Mungkin untuk sementara waktu aku akan terlihat begitu pasif dan egois. Tapi sebenarnya di camp itu aku akan berlatih dengan sungguh-sungguh. Ijinkan aku pergi... Bahkan jika hatimu tak setuju, at least, biarkan aku pergi. Karena bukan hanya nama keluarga yang ku emban, tanggung jawab atas plakat GP yang kuterima, tanggung jawab sebagai PASUKANNYA. Negeri yang baru sedang dibangun, sedang dipersenjatai dan diperkuat segala armadanya, pasukanNYA diajari melenturkan busur dan panah, menembakkan bazooka dan merebut tanah perjanjian.

Aku tidak merasa hebat karenanya. Aku tahu jika aku bisa melewati hal ini dan benar-benar masuk dalam campNya, itu karena anugerah. Aku ini bisa apa? bertemu orang, aku malu. Berbicara, aku gagu (secara konotasi) "anu ... anu... ehm dan ahm.." bagaimana jadinya aku nanti, biarlah saat ini menjadi misteri. Karena yang kupercaya, RancanganNYA lebih tinggi dari rancanganku sendiri. Mungkin aku bisa merancangkan, setelah ini memiliki kekasih, bekerja dengan nyaman dan aman di sebuah lembaga kenamaan, menikah dan punya anak. that's it??? Di tengah semua deru dan seruan PASUKANNYA yang membakar hatiku, PANGGILANNYA YANG BEGITU ANUGERAH BUATKU, bagaimana aku bisa hidup "damai" seolah mengatakan KEGERAKAN DAN LAWATANNYA itu hal biasa??? AKU TIDAK MAU MENJADI ORANG AUTIS YANG HANYA MELIHAT KEGERAKAN DAN LAWATAN TERBESARNYA MELINTAS DI DEPAN MATA TANPA IKUT TERJUN DI DALAMNYA.

Mama,
Jika suatu saat kau hendak berkata, "Anak kurang ajar, dididik dan dibesarkan, tapi tak pernah menyukakan hati orang tuanya." Ingatlah hari dimana aku tak lagi menjadi putri kesayanganmu karena aku memilih mengikutiNYA. Mungkin aku memanggilmu mama dan papa, tapi hati kita tak menyatu, berbeda visi dan misi, berbeda pandangan dan falsafah hidup. Tapi itu tidak menutup sebuah hubungan darah. Aku ingin memelukmu. Aku ingin membahagiakanmu lebih dari semua anak-anakmu. Aku yang paling mirip denganmu, mewarisi sifat dan talenta Mama sebagai penulis, mewarisi wajah yang manis dan diakui sebagai gambaran Mama di masa kecil. Aku ingin membuatmu tersenyum. . . tapi aku tidak akan mempersembahkan harta kekayaan yang besar saat ini, aku mau hidupku dipakaiNYA untuk menarikmu kembali mengikutNYA. 
"Lihatlah! Anakmu aku pakai sebagai gantimu, AKU panggil anakmu menjadi milikku, itu karena kau dulu telah meninggalkanKU. Kau bisa tidak setia, tapi anakmu akan KU panggil untuk menjadi yang militan di hadapanku, menjadi yang taat dan setia. Jadi janganlah kau berkata tidak boleh. Dia milikKU, dan suatu saat kau juga akan kembali. Dengan mata kepalamu sendiri kau akan melihat, inilah kesetiaan yang sejati. Inilah yang KU rasakan ketika anakKU jauh dariku, meninggalkanKU, tak menghiraukan AKU, tidak mau mendengarkanKU. Itulah yang kau rasakan kini, yang AKU rasakan karena engkau pergi dariKU."

Aku mencintai kalian, aku mengasihi kalian. Tapi ekspresi cintaku lebih dari membagi harta dunia, tapi aku ingin bersama kalian di kekekalan. Aku tidak mau melihat kalian berlainan tempat denganku nantinya. Datang padaNYA dan percaya. Anakmu secara daging ini adalah saksi hidupNYA. Aku menyerahkan hidupku padaNYA, dalam pemeliharaanNYA, sebagai hambaNYA. 

CintaNYA yang bagimu hanya semata-mata itu, buatku adalah segalaNYA. 


-Lee Naomi-

1 comment:

Uhuy said...

:')
maju terus ea, it plhn trbaik..
JClu.

Partners